LONDON, (Panjimas.com) – Amnesty International (AI) mengatakan bahwa kelompok pemberontak Syiah Houthi di Yaman telah melakukan gelombang penangkapan terhadap lawan-lawan mereka, Houthi telah menangkapi mereka di bawah todongan senjata dan menyiksa beberapa dari mereka, dilansir oleh BBC.
Hasil pemeriksaan terhadap 60 kasus telah mengungkapkan bahwa kelompok Syiah Houthi menggunakan pola penangkapan yang sewenang-wenang dan juga penghilangan paksa terhadap lawan-lawan mereka, demikian menurut sebuah laporan terbaru yang diumumkan oleh kelompok Hak Asasi Manusia.
Para politisi, wartawan, akademisi dan aktivis juga telah menjadi tahanan, yang disasar Syiah Houthi.
Laporan Amnesty International mendokumentasikan apa yang menggambarkan sebagai “kampanye dingin untuk membatalkan perbedaan pendapat” di daerah Yaman di bawah kendali Syiah Houthi dan pasukan Yaman yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh sejak Desember 2014.
Seperti disebutkan dalam lapoan Amnesty International, para tahanan tersebut seringkali mengalami penyiksaan dan ditolak aksesnya kepada pengacara ataupun hanya untuk dikunjungi oleh keluarga mereka, bahkan beberapa penahanan berlangsung hingga 18 bulan.
Banyak dari para tahanan telah dipenjarakan di pusat-pusat penahanan darurat rahasia, termasuk dalam rumah-rumah pribadi, dan kemudian ditransfer beberapa kali ke beberapa lokasi, kata perwakilan AI, bahkan dalam sebagian besar kasus penahanan tidak ada alasan mengapa mereka ditahan oleh kelompok pemberontak Syiah Houthi.
“Alih-alih memenjarakan lawan-lawanya selama beberapa minggu atau berbulan-bulan, kelompok bersenjata Syiah Houthi harus membebaskan siapa saja yang telah ditahan secara sewenang-wenang, menerapkan perlindungan untuk memastikan para tahanan diperlakukan secara manusiawi, dan mengeluarkan instruksi yang jelas bahwa siapa pun yang di bawah komando Houthi pun jika melakukan pelanggaran juga harus bertanggung jawab, ” demikian pernyataan Wakil Direktur Amnesty International khusus kawasan Timur Tengah, James Lynch. [IZ]