RAMALLAH, (Panjimas.com) – Hari Ahad, (15/05/2016) ribuan warga Palestina turun ke jalan melakukan aksi long-march berjalan kaki ke wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel untuk menandai berlalunya 68 tahun sejak “Nakba” yang bermakna sebuah “bencana” dalam bahasa Arab. Momentum 68 tahun tersebut bertepatan dengan berdirinya klaim negara Israel, dilansir oleh AA.
Sementara itu di Ramallah, ribuan warga Palestina melambaikan bendera Palestina serta bendera hitam, dimana ribuan warga melakukan aksi long-march pawai jalanan yang dimulai dari makam pemimpin ikonik Palestina Yasser Arafat menuju Arafat Square di pusat kota.
Saat mereka berbaris di kota, para pengunjuk rasa membacakan nama desa-desa Palestina yang telah diratakan beberapa dekade lalu untuk membuat jalan bagi pembentukan negara zionis Israel.
Dua aksi unjuk rasa diadakan di distrik Jabl al-Mukaber dan Bab al-Amoud di Yerusalem Timur untuk menandai peristiwa 68 tahun penjajahan, di mana para demonstran meneriakkan, “Tidak ada kompromi atas hak pengembalian!”
“Untuk 68 tahun, kami telah berjuang melawan pendudukan Israel,” kata Omar Assaf, seoranG anggota Komisi Palestina untuk memperingati Hari Nakba, mengatakan kepada Anadolu Agency.
Dia mengatakan rakyat Palestina siap untuk berkorban lebih demi mengembalikan tanah air mereka.
“Setiap hari, telah membawa kami lebih dekat dengan kembalinya hak atas tanah kami,” tegas Assaf.
Rakyat Palestina menggunakan kata “Nakba” untuk merujuk pada penghancuran ratusan desa dalam sejarah Palestina dan pengusiran ratusan ribu rakyatPalestina dari tanah mereka oleh kelompok-kelompok Zionis bersenjata demi kepentingan mereka membuat
Konflik Israel-Palestina dimulai pada tahun 1917 ketika pemerintah Inggris, dalam deklarasi yang terkenal disebut sebagai “Deklarasi Balfour,” menyerukan “pembentukan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina.”
Pada tahun 1948, sebuah negara baru mengklaim sebagai negara “Israel” – didirikan di atas tanah Palestina yang berdaulat.
Sekitar 15.000 rakyatPalestina tewas, kemudian sekitar 800.000 dipaksa menjadi pengungsi, bahkan sebanyak 531 desa hancur dalam serangan oleh kelompok-kelompok Yahudi bersenjata pada saat itu.
Diaspora Palestina sejak itu menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Para pengungsi Palestina kini tersebar di seluruh wilayah Yordania, Lebanon, Suriah dan negara-negara lain, sementara itu masih banyak pula warga Palestina yang menetap di kamp-kamp pengungsian di Palestina, yakni di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Menurut UN Relief and Works Agency (UNRWA), Badan khusus PBB, saat ini ada lebih dari 5 juta pengungsi Palestina yang terdaftar.
Bagi rakyat Palestina, hak pengembalian tanah air mereka dan rumah-rumah mereka dalam sejarah Palestina tetap menjadi tuntutan utama. [IZ]