KAIRO, (Panjimas.com) – Pengadilan Mesir telah memenjarakan 152 orang karena dianggap terlibat dalam aksi demonstrasi protes bulan lalu yang menolak keputusan rezim As-sisi untuk memberikan hak kedaulatan bagi dua pulau milik Mesir di wilayah Laut Merah kepada Kerajaan Arab Saudi, dilansir Anadolu.
Pada bulan April, pemerintah Mesir yang dipimpin Jenderal As-Sisi menyepakati sebuah perjanjian perbatasan maritim dengan Kerajaan Arab Saudi di mana Kairo menyerahkan hak atas pulau Tiran dan Sanafir ke Riyadh.
Pemerintah Mesir menegaskan bahwa dua pulau itu [Tiran dan Sanafir], dimana keduanya terletak di ujung Teluk Aqaba, dahulu wilayahnya adalah milik Saudi akan tetapi telah diambil alih oleh Mesir pada tahun 1950 di tengah kekhawatiran mereka akan diduduki oleh Zionis Israel.
Ribuan warga Mesir turun ke jalan pada akhir April untuk memprotes kesepakatan maritim tersebut di tengah tuduhan bahwa Presiden Abdel-Fattah al-Sisi telah “menjual” wilayah Mesir yang berdaulat ke Arab Saudi.
Pasca Aksi protes, Pasukan keamanan Mesir menahan puluhan demonstran dan mengadili mereka karena dianggp melanggar hukum Negara Mesir yang kini telah melarang aksi protes di jalanan sebagai kegiatan yang tidak sah.
Pada hari Sabtu (15/05/2016), Pengadilan Mesir memvonis 101 orang dengan hukuman penjara selama lima tahun – sementara itu 51 orang lainnya dihukum penjara selama dua tahun akibat turut ambil bagian dalam aksi protes bulan lalu, demikian menurut sebuah sumber dari Pengadilan setempat kepada Anadolu Agency.
Pihak media tidak diizinkan untuk meliput proses persidangan.
Sementara itu, kelompok pemuda Mesir yang disebut sebagai 6 April Youth telah menyerukan aksi demonstrasi lebih besar pada hari Selasa (17/05/2016) untuk memprotes perjanjian maritim dengan Arab Saudi.
Aksi Demonstrasi pada Selasa (17/05/2016) akan bertepatan dengan proses persidangan lainnya di mana proses gugatan terhadap kesepakatan maritim akan dipertimbangkan.
Mesir telah bergolak secara sosial-politik sejak pertengahan 2013, ketika kubu militer yang dipimpin oleh al-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi, Presiden Mesir pertama yang dipilih secara bebas melalui mekanisme pemilu. [IZ]