SOLO, (Panjimas.com) – “Dunia Itu Milik 4 Manusia” demikian tema kajian yang dibawakan Ustadz Abu Fatiah Al Adnani pada acara “ngaji Bareng MCS” di Graha Nino jalan Ahmad Yani 335, Manahan, Solo, Sabtu (14/5/2016) siang.
Ustadz Abu Fatiah menyampaikan tema tersebut sebagai maksud untuk belajar menjadi hamba pilihan yang paling mulia disisi Allah bagi peserta yang hadir yang kebanyakan seorang muallaf.
“Yang pertama hamba yang diberi harta yg melimpah dan diberi ilmu, yang kedua adalah hamba yang diberi ilmu tapi tidak diberi kekayaan harta, yang ketiga seorang hamba yang diberi harta tapi sayang tidak diberi pemahaman agama atau tidak berilmu, dan yang keempat hamba yang tidak diberi harta dan juga tidak diberi pemahaman agama atau ilmu” ucap ustadz Abu Fatiah.
Keutamaan Ilmu dan Ulama
Abu Fatiah menerangkan hal tersebut memiliki pesan pentingnya ilmu dan keberadaan ulama saat ini. Maka menurut Abu Fatiah orang yang diberi ilmu memahami Qur’an dan sunnah hidupnya akan penuh dengan kemuliaan dan hikmah. Beliau mengutip hadist dari Muawiyah ra Rosulullah saw bersabda Barang siapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan maka ia akan diberi pemahaman tentang agama. (Bukhari dan Muslim)
“Saya kasih ilustrasi bapak ibu sekalian, anda punya perusahaan karyawannya jujur semua paham Qur’an, paham sunnah, wah enak sekali ditinggal keluyuran kemana-mana tidak takut barang hilang, perusahaannya aman, tapi kalau karyawannya preman, gak takut halal haram, suka mabuk, maka habislah barang kita semua” ujarnya.
Abu Fatiah melanjutkan bahwa Al Qur’an adalah bacaan mulia, yang diturunkan Allah yang mahamulia, lewat perantara Jibril malaikat yang paling mulia, yang diturunkan pada orang yang paling mulia yaitu Rosulullah Muhammad. Maka orang yang hidupnya membersamai dengan Al Qur’an menurut Abu Fatiah akan mendapatkan kemuliaan.
“Mushaf Al Qur’an itu bahannya kertas sama-sama bahan untuk mencetak koran, majalah juga brosur terbesar orang kristen atau cina, maka kalau yang dicetak Al Qur’an akan diperlakukan beda. Bapak ibu ada yang pernah lihat quran di sampah, di comberan, atau diselokan? Tapi kalau Koran,majalah, kertas surat, buku pernah lihat ya disampah, diselokan, dicomberan. Sama-sama kertas beda perlakuan karena Al Qur’an kitab yang paling mulia”tandasnya.
Ilmu menyelamatkan dari fitnah harta
Abu Fatiah meneruskan bahwa orang Islam itu melihat dunia seperti petani dimusim semi. Menurutnya petani jika melihat bunga bermekaran itu bukan hariraya panen, tapi merupakan awal menjaga hingga berbuah sampai pada panen raya tiba termasuk petani yang beruntung.
“Hidup itu sawang sinawang pak, orang yang berilmu mengatakan dunia kalau kita ukur dengan dunia mahal sekali tapi kalau dihargai akhirat gak ada tandingnya. Sholat dua rokaat sebelum shubuh lebih baik dunia seisinya. Maka orang berilmu tidak akan meninggalkan sholat fajar tersebut ya” lanjutnya.
Harta dan Ilmu adalah riski dari Allah
Abu Fatiah menambahkan Harta dan ilmu adalah rezeki dari Allah. Beliau mengutip surat Thaahaa ayat 114 yang berbunyi Dan katakanlah Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. Menurutnya dengan harta yang banyak dan paham ilmu dapat mengantarkan seseorang dengan amalan besar.
“Siapa yang membekali seorang mujahid, maka dia dapat pahala jihad. Siapa yang menggantikan keluarga mujahid menafkahinya anak istrinya ketika mujahid pergi maka dia mendapatkan pahala jihad. Kalo kita ndak punya harta ndak bisa paling banyak ya do’a ya, tentunya berbeda ketika orang berdoa dan mengeluarkan hartanya” imbuhnya.
Abu Fatiah juga mengatakan bahwa harta dan ilmu sebagai ujian, menurutnya Allah akan menilai sukses atau gagal dengan ujian tersebut. Banyak orang mengganti amal perintah Allah dengan sedikit harta didunia.
“Contohnya saja pedagang mie ayam, ada panggilan adzan dia pilih melayani pelanggannya daripada memenuhi panggilan Allah, ya. Allah memanggil dia, dia pilih 10 ribunya, dia pilih 20 ribunya, ya, dari pada memenuhi panggilan Allah subhanahu wata’ala”tegasnya.
Abu Fatiah memberikan gambaran betapa mengerikan orang yang memilih harta dan kepentingan dari pada mendahulukan perintah Allah subhanahu wata’ala.
“Para ulama menjelaskan siapa yang terhalang dari sholat lima waktu gara-gara hartanya dia akan dikumpulkan bersama Qorun. Gara-gara sibuk dengan kekuasaannya, dia akan dikumpulkan dengan Fir’aun. Karena sibuk dengan jabatannya di pemerintahan dikumpulkan dengan Haman. Sibuk dengan dagangan maka dikumpulkan dengan Hubai bin Qolaf tokoh Quroisy mekah kafir musyrik yang sibuk dengan dagangan, mengerikan sekali”pungkasnya. [SY]