YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Bangunan tipe rumah Jawa diatas lahan tanah seluas 500 meter persegi tampak terlihat jelas dengan konsep teras yang luas di rumah ibu Subiyastuti Qomarudin. Pohon besar nan rimbun pun masih berdiri kokoh dibaris depan halaman rumah tersebut.
Rumah yang berada di wilayah Rt 41/11, Sorutan, Titikan, Yogyakarta tersebut sudah turun temurun dijadikan tempat dakwah dan pengajian, termasuk taman pendidikan Al Qur’an (TPA) anak-anak dikampung itu. Dari situlah Teras Dakwah muncul dan mencetak aktifis dakwah penggerak kegiatan umat Islam Yogyakarta.
Muhammad Ahid Sugiyanto anak kedua dari pasangan ibu Subiyastuti dan Qomarudin adalah penggagas lahirnya Teras Dakwah di rumahnya tersebut. Seorang berperawakan kecil namun energik ini ketika ditemui Panjimas, Rabu (11/5/2016) mengisahkan bahwa kegiatan di Teras Dakwah diawali tahun 2011.
“Itu bermula dari teman kampung sekitar 8 sampai 10 orang ngumpul, terus pengin mengadakan kajian. Lha saya punya kenalan mas Puji Hartono dari Pesantren Masyarakat Jogja, saya minta untuk ngisi kajian di rumah ini. Wis pokoke opo eneke neng teras, dari situ responnya bagus mas, sekitar 20an orang datang”ucap Ahid panggilan akrabnya.
Ahid menilai setelah kajian berjalan hampir setahun mulai ada masalah, berkurangnya jumlah peserta yang hadir membuat bapak tiga anak tersebut mengevaluasi sumber permasalahan. Padahal menurutnya materi-materi kajian juga tidak monoton.
“Setelah berjalan dua tahun berikutnya kok mulai futur, yang hadir cuma 8 sampai 10 orang saja, padahal materi kajian juga ada yang tematik, juga kami adakanpembelajaran hadist. Nah tahun 2013 ada yang usul piye yen melibatkan orang lain. Kita mulai gerak mas, kita undang orang luar untuk menghadiri kajian kita disini lewat facebook, pasang pamplet alhamdulillah yang hadir sampai 40an”ujarnya.
Pada awal 2014 Ahid menilai kegiatannya tersebut kedepan akan bermanfaat lebih, untuk itu dirinya berinisiatif membentuk lembaga sosial dengan memberikan nama Teras Dakwah. Secara resmi lembaganya tersebut berdiri pada tanggal 14 Pebruari 2014.
“Wis mbok anu aelah digawe lembaga waelah, trus muncul nama Teras karena kita sering adakan kegiatannya diteras. Trus saya tambahi dakwah jadi Teras dakwah, Alhamdulillah saya diberi oleh Allah dipertemukan teman yang gampangan untuk kerja srabutan gitu mas” ungkap Ahid.
Ahid memiliki program-program di Teras Dakwah ini seperti Kajian Rabu malam yang rutin pada waktu antara magrib dan isya’, juga Teras Tahfidz untuk anak-anak penghafal Al Qur’an tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar(SD), juga Teras Amida yaitu kajian akhwat dan ibu-ibu muda.
“Tidak hanya itu mas, kita juga punya program bisnis untuk menunjang kegiatan kita ini. Ada Ngaji Bisnis untuk pemula yang ingin berbisnis dan mengembangkan bisnisnya kita undang pengusaha yang sukses di jogja ini. Ada juga Ngaji Kreatif, itu cenderung temen komunitas desain dan dakwah lewat media, trus Usaha Air Kemasan” tandasnya.
Kesuksesan Teras Dakwah juga disampaikan Ahid dalam hal menggelar kajian akbar pun tidak diragukan, pasalnya pernah Ahid mengundang Ustadz Felix Siauw dengan mencatat jumlah pengunjung yang hadir sebanyak 1500 orang. Dirinya kewalahan dalam persiapan menjamu pengunjung yang hadir.
“Pernah kita adakan Tablig Akbar mengundang ustadz Felix Siauw , itu yang datang 1500 an orang, wah penuh sekali sampai di jalan-jalan masuk kampung mas. Soalnya saya gak ngira bisa sebanyak ini tapi, Alhamdulillah orang kampung senang karena ketiban rejeki uang parkir” kisahnya.
Sekarang ini Ahid punya program besar dari bidang pembangunan dan bidang usaha Teras Dakwah. Dirinya memohon dukungan dan infaq sedekah dari donatur untuk pembangunan Dome Teras di halaman depan rumahnya. Kebutuhan anggarannya sebesar 100 juta rupiah dengan alokasi infaq permeter persegi sebesar 350 ribu rupiah untuk 285 meter persegi luas tanah yang akan direnovasi.
“Kalau usaha kita yang sudah berjalan punya Air Galon isi ulang, kita sasar pengusaha yang sudah mapan, asumsinya gini mas, katakanlah dia perbulan bisa pesan sampai 500 galon dari pergalon kita ambil 1000 rupiah untuk infaq kegiatan Teras Dakwah, nah mereka tanpa sadar sudah berinfaq 500 ribu perbulan. Semoga kedepan Teras Dakwah Terus Dakwah dengan usaha sendiri dan bisa mencetak pendakwah”harapnya. [SY]