DHAKA, (Panjimas.com) – Motiur Rahman Nizami, Pemimpin kelompok Jamaat-e-Islami Bangladesh, yang telah divonis hukuman mati pada tahun 2014 sebelumnya akibat tuduhan tak berdasar rezim Bangladesh karena kekejaman masa perang kemerdekaan, telah digantung.
Nizami dijatuhi hukuman mati pada tahun 2014 setelah dituduh melakukan pembunuhan, pemerkosaan, penjarahan dan berkolaborasi dengan tentara Pakistan selama perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.
Sementara itu menanggapi keputusan Mahkamah Agung Bangladesh, Pejabat Sementara Ketua Jamaat-e-Islami Maqbul Ahmed dan Sekretaris Jenderal Shafiqur Rahman mengeluarkan pernyataan bersama mengutuk keputusan MA Bangladesh tersebut.
“Pemerintah Bangladesh telah mengajukan kasus palsu terhadap Maulana Matiur Rahman Nizami dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, upaya menggunakan kasus palsu ini untuk membuat Partai Jamaat-e-Islami tanpa pemimpin,” demikian pernyataan Ahmed.
“Tuduhan yang telah diajukan terhadap Nizami benar-benar tak berdasar, palsu, karangan dan fiktif.”
Jahangir Kabir, seorang pejabat Penjara Bangladesh, menegaskan kepada Anadolu Agency bahwa Nizami digantung di Dhaka Central Jail pada pukul 12:10 waktu setempat hari Rabu (11/05/2016).
Penjagaan keamanan telah ditingkatkan di luar fasilitas penjara Dhaka dan semua akses jalan-jalan di sekitar penjara telah di-barikade dan ditutup untuk lalu lintas kendaraan.
Nizami (73 tahun), sebelumnya dihukum mati pada bulan Oktober 2014 dan dituduh melakukan kekejaman selama perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971 oleh Pengadilan Kejahatan Internasional.
Persiapan untuk mengeksekusi mati pemimpin Jamaat-e-Islami dimulai pada hari Kamis (05/05/2016) pekan lalu ketika Mahkamah Agung Bangladesh menolak permintaan (petisi) untuk peninjauan kembali hukuman mati dikeluarkan terhadap Nizami.
baca: Petisi Peninjauan Kembali Hukuman Mati Terhadap Pemimpin Jamaat-e-Islami Ditolak
Pada hari Senin (09/05/2016), keputusan akhir pengadilan dikeluarkan dan dirujuk ke otoritas penjara Dhaka.
Otoritas penjara kemudian membacakan putusan untuk Nizami, yang ditanya apakah ia mencari belas kasihan dari Presiden Abdul Hamid, dan kemudian Nizami seperti yang dilaporkan menolaknya dan menjawab tidak secara tegas.
Untuk diketahui, Nizami lahir pada tahun 1943 di desa Sathiya di Kabupaten Pabna – wilayah utara Bangladesh. Ayah Nizami adalah Lutfur Rahman Khan. Nizami bersekolah di Madrasah Islam setempat.
Karir politiknya dimulai dengan Islami Chatra Sangha – sayap organisasi mahasiswa Jamaat e Islami di Pakistan. Kemudian ia menjadi Kepala organisasi itu di Pakistan.
Nizami kemudian menjadi Ketua Jamaat e Islami Bangladesh pada tahun 2001, ketika kemudian Ketua sebelumnya Gholam Azam mengundurkan diri.
Dia adalah Menteri Negara Bangladesh yang mengabdi selama kurun waktu tahun 2001 hingga 2006 selama masa aliansi Partai Nasionalis Bangladesh. Selain itu, Nizami juga menjabat sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan asal kelahirannya Pabna-1 pada tahun 1991.
Nizami harus meninggalkan Bangladesh setelah masa kemerdekaan ketika kemudian Presiden Sheikh Mujibur Rahman telah melarang keberadaan Jamaat Islami karena berkolaborasi dengan tentara Pakistan selama perang pada tahun 1971. Ia kemudian kembali ke Bangladesh pada tahun 1978 ketika rezim Presiden Ziaur Rahman.
Kini, Ia meninggalkan seorang istri, dua anak, dan cucu-cucunya.
Jasad Nizami kemudian dibawa ke desa tanah kelahirannya -. Desa Sathiya di Kabupaten Pabna untuk prosesi pemakaman dan penguburannya. [IZ]