ALJIR, (Panjimas.com) – Aljazair menyerukan bahwa Uni-Maghribi (Arab Maghreb Union) harus dipulihkan, demikian pernyataan dari Menteri Aljazair untuk Urusan Maghribi, Abdelkader Messahe, Hari Rabu (04/05/2016), dilansir oleh Anadolu.
Ittiḥād al-Maghrib al-‘Arabī, atau Arab Maghreb Union (AMU) beranggotakan Algeria, Libya, Mauritania, Maroko, dan Tunisia.
Abdelkader Messahel mengatakan bahwa Aljazair selalu menyerukan reformasi dalam tubuh Uni-Maghribi dan menyatakan perlunya merevisi artikel pendirian AMU, papar Messahel saat mewakili negaranya dalam KTT ke-34 Menteri Luar Negeri Uni-Maghribi di Tunisia pekan lalu.
“Pengaktifan kembali AMU sangat terkait erat dengan kebangkitan situasi ekonomi di kawasan Maghribi dan akan mendorong kawasan lebih mampu untuk menangani masalah-masalah kepemudaan.”
KTT sebelumnya untuk Uni Maghribi diadakan di Rabat, Maroko, pada Mei 2015, tahun lalu.
Untuk diketahui, Uni-Maghribi didirikan pada 17 Februari 1989 di Marrakesh dan terdiri dari Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko dan Mauritania.
Dasar dari artikel pendirian untuk AMU (Arab Maghreb Union) menekankan perlunya penguatan persaudaraan antara negara-negara anggota dan memelihara perdamaian berdasarkan keadilan dan bekerja secara bertahap untuk mencapai kebebasan pribadi dan pertukaran jasa serta arus modal antara negara-negara anggota. [IZ]