AMMAN, (Panjimas.com) – Peningkatan pertempuran dalam beberapa pekan terakhir di sekitar Aleppo telah memicu pembengkakan jumlah pengungsi Suriah yang terdampar di perbatasan dengan Yordania menjadi lebih dari 64.000 orang, demikian penjelasan pihak penjaga perbatasan Yordania, hari Kamis (05/05/2016) dilansir oleh AFP.
Kerajaan Yordania mengatakan pada bulan April lalu bahwa sekitar 50.000 warga Suriah terjebak di tanah tak bertuan, peningkatan ini menjadi tiga kali lipat sejak Januari awal tahun lalu ketika dilakukan pemeriksaan keamanan di penyeberangan Hadalat dan Rokbane.
Penjaga perbatasan Yordania mengatakan bahwa sekarang ada lebih dari 64.000 warga Suriah di sepanjang perbatasan, termasuk lebih dari 5.000 yang tiba dalam waktu 24 jam pekan lalu.
“Jumlah pengungsi telah mencapai 59.000 orang di Rokbane dan itu akan terus naik,” ujar Kepala Penjaga Perbatasan Yordania, General Saber al-Mahayra, kepada wartawan, hari Kamis (05/05/2016).
Petugas penjaga perbatasan lain mengatakan kepada AFP bahwa 5.000 orang pengungsi lainnya telah berkumpul di Hadalat, sekitar 70 kilometer dari wilayah barat.
Mahayra mengatakan hampir 5.500 pengungsi telah tiba di Rokbane sejak pekan lalu, masuknya arus pengungsi yang membengkak ini sebagian disebabkan peningkatan pertempuran di sekitar Aleppo, di mana lebih dari 280 warga sipil telah tewas dalam beberapa pekan terakhir.
Kerajaan Yordania, yang telah menampung 630.000 pengungsi Suriah resmi terdaftar, telah menegaskan perlunya menyaring para pengungsi baru untuk memastikan bahwa mereka adalah pengungsi asli dan tidak merupakan militan berusaha untuk menyusup ke wilayah Yordania.
Kerajaan Yordania saat ini mengizinkan hanya beberapa lusin pengungsi yang dapat masuk setiap harinya setelah melalui proses screening.
Menurut Mahayra, sekitar 2.000 warga Suriah saat ini sedang berkemah di dekat wilayah perbatasan yang diduga oleh pihak otoritas Yordania terlibat dengan Islamic State (IS).
Selain itu, Senjata-senjata juga telah disita dari beberapa calon pengungsi di sepanjang perbatasan, Mahayra menambahkan.
Setelah konflik Suriah meletus pada tahun 2011, Yordania pada awalnya tetap membuka akses persimpangan 45 di sepanjang 378.
Akan tetapi setelah masuknya massa pengungsi ke wilayah Kerajaan, Pemerintah Yordania mengatakan jumlah sebenarnya dari pengungsi Suriah di Yordania telah mendekati angka 1,4 juta jiwa – saat ini hanya lima akses persimpangan yang terbuka, dan tiga diantaranya dipersiapkan untuk para pengungsi yang terluka.
Laporan SCPR
Untuk diketahui berdasarkan laporan SCPR yang dirilis pada Februari lalu, dilaporkan bahwa 470.000 warga Suriah telah tewas dan sebanyak 1.900.000 jiwa lainnya mengalami luka-luka, cedera baik fatal maupun ringan dalam konflik yang telah memasuki tahun ke-5 itu. Meningkatnya jumlah warga yang tewas dan terluka secara signifikan ini disebabkan menyusul keterlibatan serangan-serangan massif aktor-aktor lain seperti militer Rusia, pasukan IRGC Iran dan milisi Syiah Hizbullah.
Laporan terbaru SCPR (Syrian Center for Policy Research) dengan data kematian 470.000 jiwa, ini tentu sangat mengejutkan karena jumlah ini sangat jauh di atas angka kematian terakhir yang dilaporkan PBB hampir 2 kali lipatnya, yang mana menurut PBB jumlah yang tewas mencapai 250.000 jiwa.
Selain itu, Suriah dilihat dari segi infrastruktur dan sistem kesehatan kondisinya hampir benar-benar dalam kehancuran total, kata para peneliti SCPR.
Peneliti SCPR menambahkan bahwa 400.000 jiwa yang tewas secara langsung oleh kekerasan serta serangan pemboman sementara itu 70.000 jiwa lainnya kehilangan nyawa mereka akibat kekurangan makanan dan obat-obatan ditambah penyakit dan masalah sanitasi.
Untuk diketahui, PBB telah berhenti mengumpulkan data statistik tentang korban-korban konflik Suriah sejak 18 bulan yang lalu ( sekitar 1,5 tahun).
Laporan SCPR Februari lalu juga mengatakan bahwa harapan hidup warga Suriah telah menurun dari angka 70 menjadi hanya 55,4.
Menurut SCPR, disebutkan juga bahwa hampir setengah (1/2) dari populasi Suriah terpaksa melarikan diri ke kamp-kamp pengungsian di Negara-negara tetangga, maupun yang bermigrasi ke benua Eropa
Laporan SCPR itu mengatakan bahwa 45 persen dari populasi Suriah telah mengungsi, lebih dari 4 juta telah menjadi pengungsi di negara-negara lain dan 6 juta lainnya mengungsi di wilayah lain masih di dalam negeri Suriah.
Laporan ini juga menyinggung kerugian ekonomi yang dialami Suriah, dengan mengatakan bahwa perang telah menelan biaya $ 255 milyar dollar dan bahwa hampir 14 juta orang kehilangan mata pencaharian mereka.
Untuk diketahui, kemiskinan di Suriah telah meningkat 85% pada tahun 2015, selain itu dari sisi kesehatan, standar pendidikan dan pendapatan warga, kondisinya sangat memburuk.[IZ]