SOLO, (Panjimas.com) – Beragam cara dilakukan oleh pelaku maksiat LGBT dalam mengkampanyekan pemahamannya di negeri ini, salah satunya adalah dengan mendirikan Gay Islam Indonesia. Lucunya sebagian besar anggotanya adalah mahasiswa dari perguruan tinggi Islam. Dengan percaya diri mereka katakan LGBT adalah HAM.
Pernyataan itulah yang disampaikan oleh Dr Muinudinillah Basri MA dalam memberikan tausiahnya diacara Tablig Akbar Parade Tauhid yang mengambil tema “Cinta Fitroh Kesucian untuk Pencegahan Penyakit Menyimpang Lesbian, Homosexual dan Freesex” yang diselenggarakan oleh DSKS bekerjasama dengan MUI Kota Solo di Lapangan Kotabarat. Sabtu, (7/5/2016).
Sebenarnya siapa yang punya hak? Tidak mungkin sebuah penyakit disebut sebagai hak asasi. LGBT itu bertentangan denga HAM. Ustadz Muin juga menyebetukan bahwa negara-negara barat terlibat dalam kampanye kemaksiatan LGBT.
“Freesex serta LGBT adalah proyeknya Amerika. Mereka tidak ingin bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam menjadi kuat. Makanya kampanye kemaksiatan ini terus didanai dan digulirkan untuk merusak para pemuda Indonesia” ujarnya didepan ribuan peserta yang memadati lapangan Kota Barat.
Direktur Ponpes Ibnu Abbas Klaten tersebut juga menambahkan bawha di Al quran tegas disebutkan jika homo haram serta pelakunya dihukum dengan hukuman mati dan tidak diampuni. Ada sebagian ulama yang mengatakan pelakuk homo dibawa ke lantsi dua puluh lalu dijatuhkan,ditembak atau dibakar.
LGBT dilarang karena jelas merusak peradaban dunia. Tidak ada generasi lagi jika semua orang melakukan kemaksiatan homo atau lesbi.
Diakhir tausiahnya Dr Muinudinillah Basri berpesan agar semua mengawasi perkembangan anak-anak baik dilingkungan keluarga, pondok pesantren dan sekolahan. Agar terhindar dari virus berbahaya LGBT.[RN]