ALEPPO, (Panjimas.com) – Selama hampir dua minggu, rezim Syiah Nushairiyah Bashar al-Assad telah membombardir kota Aleppo yang dikuasai pihak oposisi Suriah dalam upaya memotong akses logistik dan kemanusiaan dari dunia luar.
Sebagaimana diketahui, Rezim Assad dengan dukungan serangan udara militer Rusia, telah berhasil memotong akses bantuan kemanusiaan yang menghubungkan Turki dan Aleppo dan mengepung distrik-distrik yang dikuasai pihak oposisi.
Saat ini, rezim Assad sedang berupaya untuk memotong akses jalan Castello-Handarat, yang merupakan satu-satunya akses jalan keluar dari pusat kota Aleppo.
Jalan-jalan itu menghubungkan kota Aleppo dengan daerah lain yang dikuasai pihak oposisi, membentang dari Aleppo ke Idlib dan wilayah dekat perbatasan dengan Turki.
Sementara itu, walaupun perjanjian gencatan senjata yang diprakarsai oleh PBB masih tetap berlaku, rezim Assad terus menerus menghujani kota Aleppo baik wilayah bagian tengah, utara maupun selatan dengan rudal, bom, dan misil serta artileri berat.
Menurut pejabat pertahanan sipil yang berbasis Aleppo, dilaporkan bahwa sedikitnya 200 warga sipil di Aleppo telah dibunuh oleh rezim Assad sejak 21 April.
Bahkan pekan lalu, serangan jet-jet tempur Rusia telah menargetkan Rumah Sakit lapangan di perkampungan al-Sokkari Aleppo yang menewaskan seorang dokter spesialis anak, lima personil tenaga medis, serta 30 warga sipil lainnya.
Tak lama kemudian, jet tempur rezim Assad juga menargetkan Masjid di perkampungan al-Sokkari, meskipun dilaporkan tidak ada korban yang tewas.
Meskipun situasi semakin memburuk di Aleppo, pada tanggal 29 April lalu kedau belah pihak Washington dan Moskow telah menyepakati gencatan senjata, namun itu hanya mencakup wilayah antara provinsi Latakia di bagian barat laut Suriah dan distrik timur Gouta di Provinsi Rif Dimashq bagian barat daya Suriah.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan bahwa prioritas utama Washington di Aleppo adalah pemberlakuan gencatan senjata dan mendesak Rusia untuk menggunakan pengaruhnya terhadap rezim Assad.
Hingga kini Moskow, bagaimanapun, belum menanggapi permintaan AS tersebut.
Jabhat Nusra
Desakan Kementerian Pertahanan Rusia bahwa pihaknya meminta beberapa kelompok dikecualikan dari kesepakatan gencatan senjata, tetap menjadi perhatian utama.
John Kerry, terkait hal ini mengatakan bahwa rezim Assad telah menargetkan banyak warga sipil, dan hal ini bertentangan dengan klaim pihak Assad yang mengatakan bahwa mereka telah menargetkan kelompok mujahidin Jabhat Nusra di Aleppo.
Sumber-sumber lokal di Aleppo yang berbicara dengan Anadolu Agency pada kondisi anonimitas karena kekhawatiran akan keselamatan mereka mengatakan bahwa daerah yang baru-baru ini ditargetkan oleh jet-jet tempur Suriah dan Rusia bukan merupakan daerah yang berada di bawah kendali kelompok mujahidin Jabhat Nusra.
Untuk diketahui, Jabhat Nusra telah aktif di distrik al-Eis bagian selatan kota Aleppo, di mana faksi mujahidin al-Nusra telah dapat meningkatkan pengaruhnya.
Karena Dewan Keamanan PBB telah menkategorikan kelompok mujahidin Jabhat Nusra sebagai “organisasi teroris”, baik AS dan Rusia telah mengecualikan al-Nusra dari ketentuan kesepakatan gencatan senjata.
Aleppo Target Utama Rezim Assad
Selama dua minggu terakhir ini, menurut sumber-sumber lokal Aleppo, rezim Assad – dengan dukungan militer Rusia – telah membombardir Aleppo.
Pada saat yang sama, pasukan rezim Assad bersama milisi-milisi Syiah yang didukung oleh Iran – telah mengepung desa Khalidiya di Aleppo selatan, sementara itu kekuatan oposisi dan kelompok mujahidin al-Nusra bertempur melawan rezim Assad dan sekutunya di distrik al-Eis.
pasukan oposisi dan Jabhat Nusra baru-baru berhasil merebut dan menguasai distrik strategis al-Eis (yang terletak di sepanjang jalan Damaskus-Aleppo) sebagai aksi pembalasan atas serangan rezim Assad di wilayah Timur Ghouta di mana puluhan warga sipil tewas dibunuh.
Sejak itu, pasukan rezim Assad telah meningkatkan upaya mereka untuk merebut kembali distrik strategis Al-Eis.
Sementara itu, kota Anadan, yang terletak kira-kira 12 kilometer dari Aleppo, baru-baru ini juga menjadi tempat pertempuran sengit antara pasukan milisi Syiah pro-rezim Assad dengan pasukan oposisi para faksi mujahidin Suriah.
Aliansi Rezim Syiah dan Komunis Kurdi PYD
Dalam memerani kubu oposisi, Rezim Assad beraliansi dengan PYD [Partiya Yekîtiya Demokrat], sebuah organisasi militan Kurdi cabang Suriah yang berafiliasi dengan PKK [Partiya Karkerên Kurdistanê]. Pasukan Assad, beserta kelompok-kelompok milisi Syiah dan milisi kurdi telah bekerja sama untuk memotong akses jalan Castello-Handarat – untuk menghadang akses pasokan bantuan kemanusiaan yang menghubungkan bagian utara provinsi Aleppo dengan perbatasan Turki.
Tiga minggu lalu, organisasi sayap kiri PYD berhasil menghantam kekuatan pasukan oposisi yang telah berjuang untuk menjaga koridor akses bantuan kemanusiaan tetap terbuka.
Organisasi militan berhaluan kiri ini juga terus memerangi pasukan oposisi di distrik Ashrafiya di lingkungan strategis Sheikh Maqsud di kota Aleppo.
Sementara itu kubu rezim Assad, dalam upaya menyokong milisi Kurdi, telah memberikan perlindungan melalui serangan udara setiap kali PYD mengalami kekalahan dalam pertempuran.
Setelah sebelumnya mengalami kekalahan dan menarik diri dari pertempuran, PYD saat ini sedang berusaha untuk maju menyerang daerah-daerah yang dikuasai kubu oposisi – dengan turut pula berkoordinasi dengan serangan udara rezim Assad.
Pertempuran Sengit di Turkmen dan Ghouta
Sementara itu, pertempuran sengit lainnya antara para Mujahidin dalam kubu oposisi Suriah dengan pasukan rezim Assad juga masih berlangusung di wilayah-wilayah lain di Suriah, termasuk di Jabal Turkmen di provinsi Latakia barat dan kawasan Timur Ghouta di provinsi Rif Dimashq, serta di provinsi Hama dan Homs
Pasukan rezim Assad juga terus mencoba untuk mengepung dan memblokade akses di desa Deir al-Asafir selatan kawasan Timur Ghouta.
Sementara itu, saat rezim Assad terus melakukan serangan udara di desa al-Hamameyat dan Buwaydah di provinsi Hama, pertempuran darat sengit juga terus berkobar di wilayah Jabal Turkmen. [IZ]