JAKARTA, (Panjimas.com) – Gempuran kekuatan bersenjata yang menyerang warga sipil Suriah, terutama di Aleppo, telah menjadi tragedi besar dunia. Serangan tersebut setara dengan aksi genosida.
Dengan dalih menghentikan pemberontakan sipil, rezim Basyar Asad tak segan meluncurkan rudal utara dan bom mematikan ke tengah warga sipil.
Atas kejadian itu, lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terpanggil untuk mengirim Tim Sympathy of Solidarity (SOS) ke Suriah. Pengiriman ini adalah tim ke VII sejak krisis kemanusiaan di Suriah dimulai 2011 silam.
Presiden ACT, Ahyudin mengatakan pengiriman ini sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia sebagai bangsa pecinta damai yang hidup dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
“Krisis Suriah lebih dari cukup untuk membuat nurani kita berguncang. Sekarang saatnya kita berbuat nyata,” kata Ahyudin di Kantor ACT di Menara 165, Jakarta, Rabu (04/05/2016).
Dirinya melanjutkan, mungkin tim yang dikirim tidak bisa menghentikan krisis, tapi setidaknya kami mewakili bangsa Indonesia, menolak absen dari kepedulian global.[TM]