YERUSALEM, (Panjimas.com) – Pasukan Israel menahan puluhan pemuda Palestina pada hari Jumat sore (29/04/2016) saat mereka hendak keluar dari wilayah kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur, demikian menurut sumber-sumber Palestina dan Israel, seperti dilansir oleh Ma’an News Agency.
Pengacara Muhammad Mahmoud mengatakan kepada Ma’an bahwa polisi Israel menahan antara 30 sampai 40 pemuda Palestina di Yerusalem saat mereka hendak keluar kompleks. Setelah ditangkap paksa, para pemuda Palestina itu kemudian diinterogasi atas klaim kecurigaan bahwa mereka melemparkan batu-batu ke pasukan Israel di situs tersebut.
Sebelunya, bentrokan terbatas meletus antara pasukan Israel dan pemuda Palestina di Gerbang Maroko saat para pemuda Palestina melakukan aksi protes atas masuknya 1.000 orang Yahudi Israel ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsa selama liburan Paskah Yahudi yang dimulai pada hari Jumat pekan lalu (22/04/2016) dan akan berakhir pada hari Sabtu kemarin (30/04/2016).
Juru bicara Kepolisian Israel, Luba al-Samri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Israel meminta para pejabat Lembaga Wakaf Islam (Islamic Endowment) mengandung bentrokan tanpa pasukan Israel harus memasukkan senyawa.
Samri menambahkan bahwa para pejabat Islamic Endowment sukses dalam upaya itu dan berhasil mengembalikan situasi ‘tenang’ ke daerah tersebut.
Saksi mata mengatakan bahwa polisi Israel menahan para pemuda saat mereka hendak keluar dari kawasan Masjid Al-Aqsa, memburu mereka, dan mengambil foto mereka. Kelompok pasukan Israel lainnya juga terus memburu para pemuda Palestina yang tersisa dan menahan beberapa dari mereka juga.
Al-Samri mengatakan bahwa selain 30 pemuda yang ditahan, delapan tersangka secara resmi ditangkap pada hari Jumat (29/04/201) karena diduga terlibat dalam aksi pelemparan batu. Semua pemuda yang ditahan kemudian dibawa ke kantor polisi al-Qashla di Kota Tua, Yerusalem.
Penahanan para pemuda Palestina itu terjadi setelah tujuh warga Palestina yang berasal dari Yerusalem telah didakwa sebelumnya oleh pengadilan Israel pada hari Jumat (29/04/2016) atas tuduhan penghasutan dan keterlibatan dengan Murabitun, sebuah kelompok Islam yang sering berdemonstrasi di Al-Aqsa menentang apa yang mereka sebut sebagai peningkatan kontrol Israel atas kompleks suci Masjid Al-Aqsa.
Baca:Imam Masjid Al-Aqsa: Tidak Ada Upaya Nyata Yordania untuk Lindungi Al Aqsa
Sebagai situs paling suci ketiga dalam ajaran Islam, Kompleks Masjid Al-Aqsa juga dihormati sebagai tempat yang paling suci bagi ajaran Yudaisme, seperti di mana di tempat itu orang-orang Yahudi meyakini merupakan tempat pernah berdirinya kuil Pertama dan kuil Kedua.
Baca: Ketika Zionis Israel Terus Melecehkan Masjid Alaqsa dan Membantai Ratusan Warga Gaza
Hukum mainstream Yahudi melarang untuk masuk ke Temple Mount; Namun, kelompok ekstrimis sayap kanan Yahudi Israel mendapatkan dukungan pemerintah Israel saat ini, dan hal ini telah memicu kekhawatiran bagi warga Palestina sejak kelompok ekstrimis sayap kanan Yahudi menyerukan penghancuran Masjid Al-Aqsa untuk membuat ruang bagi didirikannya kuil Ketiga.
Baca: Penghasut Ekstrimis Yahudi Glick Paksa Masuk Kompleks Al-Aqsa
Ketegangan di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa berkontribusi pada eskalasi baru kekerasan setelah kelompok ektrimis sayap kanan Israel sering melakukan kunjungan ke kompleks Al-Aqsa selama masa hari libur Yahudi saat musim gugur lalu.
Baca:Imam Masjid Al Aqsa: 30.000 Rumah di Yerusalem Terancam Dihancurkan Zionis Israel
Ketegangan pun telah meningkat kembali di Al-Aqsa setelah kelompok ektrimis sayap kanan Yahudi melakukan kunjungan rutin selama liburan Paskah pekan ini, yang dimulai pada 22 April dan berkahir pada tanggal 29 April kemarin.[IZ]