DAMASKUS, (Panjimas.com) – Sekurangnya tiga dokter dan 14 pasien meninggal dunia dalam sebuah serangan udara atas sebuah rumah sakit di kota Aleppo Suriah, menurut organisasi Medecins sans Frontieres (MSF). Demikian dilansir BBC.
Di antara yang tewas di rumah sakit Al-Quds yang dikelola MSF itu adalah salah seorang dari sedikit dokter anak yang masih ada di Suriah.
Kelompok pertahanan sipil menyalahkan pemerintahan Suriah dibawah rezim Bashar Assad untuk serangan udara tersebut, tetapi hingga kini belum ada pengukuhan resmi mengenai hal ini.
Kekerasan di Suriah terus meningkat beberapa hari ini sekalipun sedang ada gencatan senjata.
Peningkatan kekerasan terjadi di tengah-tengah laporan bahwa tentara Suriah yang didukung kekuatan udara Rusia bersiap untuk serangan besar di Aleppo.
Perundingan terancam gagal
Kekerasan ini mengancam pelaksanaan perundingan damai yang disponsori PBB, yang diteruskan bulan lalu.
Hari Rabu (27/04/2016), utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mendesak pejabat “tingkat tertinggi” Amerika dan Rusia untuk campur tangan demi menyelamatkan perundingan damai ini.
Berbicara di Jenewa, Staffan mengatakan bahwa perundingan damai ini dalam kondisi rapuh dan ‘bisa gagal setiap saat’.
Dalam sepekan terakhir, lebih dari 100 warga sipil tewas dalam pengeboman yang baru-baru ini dilakukan lagi baik oleh kelompok pemberontak maupun pemerintah Suriah, menurut organisasi pengawas, Syrian Observatory for Human Rights yang berkantor di Inggris.[RN]