SOLO, (Panjimas.com) – Silah Ukhuwah Komunitas Tanpa Riba dan Temu Warga Kampoeng SyaREA World (KSW) menggelar seminar bisnis bertema “Transformasi Pasca Bisnis Tanpa Riba” di Ballroom 2, Hotel Sunan, Jl Ahmad Yani no 40, Solo, Selasa (26/4/2016).
Emma ketua Pengusaha Tanpa Riba (PTR) menginginkan semakin banyak umat Islam memahami bahaya riba, karena banyak yang masih menganggap riba sama dengan laba bahkan riba itu justru dilegalkan.
“Saat ini orang sudah tidak bisa membedakan mana sih laba, mana sih riba, mana sih yang membahayakan dan mana sih yang enggak. Dari sinilah kita memulai seminar bisnis tanpa riba” ucap Emma.
Ustadz Samsul Arifin seorang marbot KSW selaku pembicara, mengawali pembicaraan dengan usaha yang sedang dijalani memerlukan perhatian khusus.
“Akhir-akhir ini, jika kita jeli, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang bisa kita lihat, dengar dan rasakan ada perubahan pada situasi yang mempengaruhi usaha kita, apa itu,…pertama perkembangan Teknologi, kedua kondisi makro ekonomi, dan ketiga semakin banyak dan terbukanya seruan untuk bersyari’ah” ucap Samsul.
Lebih lanjut Samsul membedakan tipe pengusaha yang harus diperhatikan dalam meningkatkan bisnis riba. Beliau hanya membandingkan tipe pengusaha A dan pengusaha B agar peserta lebih mudah memahami penjelasannya.
“Ini kan jelas riba haram, maka kita prioritaskan hutang kita, mulai dari hutang Rentenir, hutang yang ada delik Pidana, hutang bersifat Kemanusiaan, hutang yang berhubungan Collector, hutang dengan Kartu kredit dan Kartu tanpa agunan” ucap Samsul.
Menyelesaikan problem bisnis menurut Samsul diantaranya harus ada kesepakatan antara suami dan istri karena usaha yang dibangun keduanya sangat rawan dalam mengambil keputusan, maka dibutuhkan kata “sepakat”.
Sementara itu Tomi (30) salah satu peserta seminar mengatakan pentingnya menggali potensi berbinis, berwirausaha agar menjadi enterprenur sesuai para sahabat nabi Muhammad saw.
“Ada sahabat Abu bakar, Abdurrahman bin Auf, mereka itu adalah pengusaha yang mewarnai perjuangan Islam, dari sini saya ikut seminar ini bagian dari bertholabul ilmi cara berbisnis yang benar” ucap Tomi pebisnis catering, dan properti. [SY]