MALANG (Panjimas.com) – Terpidana seumur hidup kasus teroris Ali Imron bersama Umar Patek, mengaku piawai dalam membuat bom. Keahlian itu didapat keduanya dalam akademi pendidikan militer di Agfanistan pada tahun 1994.
Ali Imron, yang merupakan adik kandung pelaku peledakan bom Bali pada tahun 2002, bahkan bersama Umar Patek sudah terlatih membuat bom tanpa membutuhkan bahan kimia.
“Membuat bom dari air kencing di dalam lapas saja bisa meskipun akan membutuhkan waktu agak lama dan berbau. Itu kemampuan kami,” kata Ali Imron saat jadi pembicara di seminar deradikalisasi di Malang Jawa Timur, Senin 25 April 2016.
Ali Imron dan Umar Patek, mengaku memang satu angkatan di pendidikan militer di Afganistan. Keduanya mengaku piawai menggunakan senjata dari yang paling kecil hingga mengendarai tank.
“Saya hanya tak bisa mengendarai pesawat karena di sana tak diajari mengendarai pesawat terbang,” katanya.
Meski demikian, Ali Imron, lebih memilih upaya memerangi terorisme. Menurutnya, upaya memerangi terorisme sudah dilakukan sebelumnya, sejak dia berada di balik jeruji besi.
Terpidana teroris yang bersalah karena merakit satu ton bom Bali itu juga mengelola webiste dari balik penjara. Nama websitenya menggunakan namanya sendiri, AliImron.com.
“Awalnya kok bisa enak ya, teroris itu punya website. Akhirnya, saya yang sudah tobat menyampaikan ke Densus, bisa enggak saya (punya website). Karena, saya ini bisa menulis dan enggak mau main belakang (diam-diam mengelola website),” katanya.
Jika dilihat dari websitenya, postingan pertama diunggah pada Maret 2012, berupa kronologis terjadinya Bom Bali yang ditulis sendiri oleh Ali Imron, serta keresahannya melihat perkembangan teroris di Indonesia.
Ali Imron terlihat cukup aktif di webnya dan postingan terakhir diunggah pada 7 April lalu. Website tersebut, menurutnya, sudah atas persetujuan dari aparat Kepolisian. “Akhirnya diizini oleh pihak berwenang,” katanya. [AW/viva]