BRUSSELS, (Panjimas.com) – Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon jadi sasaran kecaman karena mengatakan bahwa ‘sejumlah besar komunitas Muslim menari-nari’ setelah terjadinya serangan bom Brussels.
Dilansir BBC Jumat (22/4/2016). Ia berulang kali diminta oleh para anggota parlemen untuk menunjukkan buktinya, sementara sebuah kelompok Muslim telah mengajukan pengaduan resmi.
Serangan bom 22 Maret di bandara Brussels dan stasiun metro Maelbeek menewaskan 32 orang dan melakui ratusan lainnya.
Dalam perkembangan lain, sebuah laporan baru mengatakan salah satu pengebom, Najim Laachraoui, pernah bekerja di bandara selama lima tahun.
Jan Jambon, yang berasal dari partai kanan-tengah nasionalis, yang memiliki kursi terbesar di parlemen.
Seorang lawan politiknya, Katja Gabriels, memperingatkan bahwa pejabat pemerintah tidak bisa membuat generalisasi seperti itu, dan bahwa prnyataannya berimplikasi menghina seluruh masyarakat Islam Belgia.
Lainnya menuntut Jambon untuk memperlihatkan fakta dan angka yang mendukung pernyataannya.
Kepada parlemen, Jan Jambon mengatakan: “Selama beberapa hari orang berfokus pada kata ‘sejumlah besar’ dan berbicara tentang berapa banyak contohnya, berapa banyak laporan ke polisi, dll. Saya jawab langsung. Saya tidak memiliki data tentang laporan polisi. Ada beberapa, tapi tidak banyak,” katanya.
“Apakah kita harus menunggu laporan resmi polisi untuk mengukuhkan keberadaan fakta-fakta ini?” tanyanya pula.
Ia juga mengingatkan bahwa banyak orang melemparkan batu dan botol kepada polisi sesudah mereka menangkap tersangka penyerang Paris, Salah Abdeslam, empat hari sebelum serangan bom Brussels.
Seorang polisi mengatakan kepada sebuah stasiun televisi bahwa sesudah serangan Brussels ia menyaksikan sendiri tiga kejadian, anak-anak muda tertawa dan menunjukkan tanda V -kemenangan dengan jari tangan. Tapi katanya ia tak melihat ada yang benari-nari.[RN]