SOLO, (Panjimas.com) – Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta ( DSKS)Ustadz Dr. Muinudinillah Basri. MA, mengatakan, bentuk kedholiman pemerintah pada umat islam karena adanya proyek Internasional untuk merusak generasi muda Indonesia. Hal ini di sampaikan beliau pada kajian akbar Malam Munajad Do’a Keprihatinan Terhadap Umat Islam di masjid Baitussalam, Tipes, Serengan, Solo, Kamis (21/4/2016) malam.
“Kalau saya melihat, bentuk kedholiman penguasa negri ini membiarkan narkoba, tidak membentengi negri kita dari free sex, orang liberal diberi kedudukan, aliran sesat dilindungi, ini merupakan proyek” ucap Ustadz Muin.
Ustad Muin membeberkan bahwa kedholiman yang terjadi di Ambon, Poso, Timor-timur, Maluku dan Papua dimulai oleh orang-orang Kristen.
“Saya masih ingat benar bahwa yang melakukan kedholiman pertama kali adalah Nashara, menyembelihi kaum muslimin, kemudian muslim membela diri, hingga Allah beri kemenangan pada kaum muslim. Tetapi, siapa yang kemudian dipojokkan oleh penguasa, kaum muslimin atau Nashara? Apakah mereka (Nashara) disebut teroris?” ujar pengasuh pondok pesantren Ibnu Abbas Klaten tersebut.
Lebih lanjut Ustadz Muin mempertanyakan bahwa penguasa, Polisi maupun TNI dalam hal menyikapi kedholiman terhadap umat Islam bergerak atas ideologi ataukah gaji.
“Kalo Tentara bergerak atas idiologi, mohon maaf ini, Ideologi yang mana? Kalo Idiologi UUD 45 dan Pancasila. Saya ingatkan pada Polisi dan Tentara, Ideologi UUD 45 itu, oleh Dekrit Presiden 59 ayat 1 dikatakan bahwa UUD 45 dijiwai oleh Piagam Jakarta. Artinya apa? Mestinya kita itu membikin Indonesia itu diatur oleh syari’at. Artinya apa? Pancasila dan UUD 45 tidak ada makna kecuali dengan Islam” tegas beliau.
Ustadz Muin mengatakan dua persepsi yang dibangun orang kafir sebagai bentuk kedholiman adalah umat Islam menganggap pemerintah sebagai orang yang bejat semua, sedangkan pemerintah memandang seluruh kaum muslimin untuk dicurigai.
“Apakah begitu,..kalo itu terjadi, ingat! Itulah yang Allah peringatkan, coba perhatikan dalam surat Al An’am, Katakanlah Allah itu mampu untuk mengirimkan siksaan dari atas, maksudnya apa,..bisa hujan batu, atau bisa pemerintah mendholimi rakyatnya, atau dari bawah kaki kalian, maksudnya apa? Rakyat jadi bencana pemimpinnya, mereka saling berantem, bagaimana kami menerangkan ayat-ayat kami, supaya mereka paham”ujar Ustadz Muin.
Terakhir Ustad Muin menyimpulkan untuk mengangkat kedholiman terhadap umat Islam, kaum muslim yang sholeh harus berani memimpin pemerintahan. Beliau berharap pemerintah sadar bahwa diantara mereka ada munafik yang makan dan minum dari hasil perbuatan dholim terhadap umat Islam.
“Jadi saya jelaskan ini, orang-orang diatasan sana, melek gitu lho!, o…iya ternyata umat Islam jangan kita musuhi, umat Islam aset terbesar negri ini, umat Islam jangan didholimi, kemudian Islam disebarluaskan, itu pasti aman”imbuhnya.
Ustad Muin kemudian mengutib satu ayat “Dan telah aku tetapkan dalam seluruh kitab-kitab suci, setelah lauhul mahfud bahwa bumi ini diwarisi hamba-hambaku yang sholeh”.
“Bayangkan saja Allah tidak mencukupkan menulis itu di Lauhul mahfud, tapi kenapa kok juga ditulis di Zabur, Taurot, Injil, semua kitab ditulis, bumi ini diwarisi hamba-hambaku yang sholeh, artinya,..mulai Presiden, Gubernur, Mentri, semuanya harus orang-orang sholeh. Tidak berhak memimpin Istana Negara kecuali yang mampu menjadi imam di Istiqlal, tidak berhak memimpin Solo kecuali yang mampu menjadi imam di masjid Agung”pungkas Ustad Muin. [SY]