JAKARTA (Panjimas.com) – Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ustadz Ismail Yusanto mengaku heran dengan sikap GP Ansor dan Banser yang sangat menentang khilafah dan dianggap mengancam keutuhan NKRI.
Kedua organisasi yang berafiliasi kepada Nahdlatul Ulama itu telah menginstruksikan anggotanya untuk melakukan penyisiran mencopor spanduk dan segala hal yang menjadi media memuat dukungan terhadap ide penegakkan khilafah. Tak hanya itu, kedua organisasi kepemudaan tersebut juga akan menangkap siapa pun pendukung khilafah.
Ustadz Ismail Yusanto mengungkapkan penegakkan khilafah merupakan bagian dari syariat Islam. Jadi tidak benar, jika hal itu menjadi ancaman bagi Indonesia. Justru, ancaman sebenarnya adalah liberalisme, sekularisme, kapitalisme dan isme lainnya yang bertentangan dengan Islam. (Baca: Khilafah Dianggap Ancaman, Berani Hapus Ayat Al-Qur’an dan Buang Pendapat para Ulama?)
“Makanya kita heran, mengapa begitu kerasnya menolak khilafah, sementara perkara yang jelas-jelas tidak Islami seperti kapitalisme, sekularisme dan liberalisme yang jelas-jelas mengancam negeri ini yang hendak membawa kepada kehancuran, tidak pernah mereka persoalkan. Tidak sekeras penolakannya terhadap ide khilafah ini!” kata Ustadz Ismail Yusanto kepada Panjimas.com, Selasa (19//4/2016).
Ia juga menegaskan bahwa ancaman sistem kufur yang bertentangan dengan Islam itulah yang seharusnya dintentang dan ditolak.
Meski disikapi dengan sangat keras oleh organisasi kepemudaan yang berafiliasi dengan NU, Jubir HTI tak mau terpancing. Ia hanya ingin mengajak berbagai pihak yang menentang penegakkan khilafah duduk berdialog.
“Mari kita dialog, sebenarnya yang mengancam negara ini apa dan siapa,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H Yaqut Cholil Qoumas meradang menanggapi beredarnya kabar tiga orang membentangkan poster bertulis ajakan untuk kembali menegakkan negara khilafah di depan Masjid Jami’ Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Ia menginstruksikan untuk menangkap dan mengamankan siapa saja yang menebar paham radikal baik secara langsung ataupun melalui poster. (Baca: Ketua Umum GP Ansor Instruksikan Tangkap Pemasang Spanduk Khilafah)
Hal senada juga disampaikan Komandan Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Satkornas Banser) H Alfa Isnaeni.
Ia secara tegas meminta seluruh anggotanya untuk membersihkan spanduk, poster, pamflet, dan sebagainya yang mempropagandakan sistem khilafah, serta menebar paham radikalisme. (Baca: Komandan Banser Instruksikan Sisir Media Publikasi Khilafah dan Tangkap para Pendukungnya)
Banser, kata Alfa, harus menangkap dan mengamankan oknum yang menebar radikalisme serta menolak eksistensi NKRI, seperti diinstruksikan oleh Ketua Umum GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas.
Lebih dari itu, puluhan Banser Rembang menggelar aksi damai di sepanjang bundaran tugu adipura menyuarakan penolakan terhadap syariah dan khilafah. (Baca: Banser Rembang Siap Perangi para Pendukung Khilafah)
Komandan Satkorcab Banser Rembang H Zainal Arifin menyampaikan, Banser siap pasang dada untuk memerangi para pendukung khilafah jika itu perlu dilakukan. [AW]