JAKARTA (Panjimas.com) – Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), mendesak agar permasalahan antara para syabab HTI di berbagai daerah dan gerakan kepemudaan yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama seperti GP Ansor dan Banser bisa diselesaikan dengan berdialog.
Namun, sejauh ini pihak HTI selalu menemui jalan buntu untuk duduk bersama. Bahkan yang ada hanyalah ancaman.
“Kita mau datang juga mereka tolak, yang ada hanya ancaman-ancaman,” kata Ustadz Ismail Yusanto kepada Panjimas.com, Selasa (19//4/2016).
Padahal, di pucuk pimpinan pusat seperti PBNU dan Muhammadiyah, mereka cukup terbuka untuk bedialog.
“Kita ini datang ke PP Muhammadiyah, kita datang ke PBNU, kalau di pusat terbuka. Kita pernah jumpa dengan KH Said Aqil Siradj, dengan KH Ma’ruf Amin, tidak pernah mempersoalkan ide khilafah, dia hanya menasehati,” ungkapnya.
Maka, ia menyayangkan jika sesama Muslim justru bersikap keras bahkan ingin menangkap atau memerangi.
“Makanya kita merasa aneh, seolah kami ini adalah kriminalis sehingga harus dihadapi dengan begitu keras,” ujarnya.
Meski diperlakukan demikian, ia mengimbau agar para syabab HTI tidak terprovokasi dan harus menahan diri.
“Kami tidak ingin respon yang tidak pada tempatnya itu memperburuk keadaan lalu bertikai antar sesama Muslim. Kami menahan diri, kami juga tidak mau terprovokasi dan kami siap melakukan dialog,” ungkapnya.
Ia khawatir hal ini dimanfaatkan musuh-musuh Islam, sebagaimana strategi mereka yang terungkap dalam dokumen Rand Corporation. (Baca: Waspadai Strategi Licik Rand Corporation)
“Kalau kita baca Rand Corporation, itu kan sebetulnya politik lama, politik belah bambu divide at impera, diadu lalu dikuasai, ada yang diangkat lalu ada juga yang ditekan. Saya khawatir, sudah berjalan politik belah bambu itu,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H Yaqut Cholil Qoumas meradang menanggapi beredarnya kabar tiga orang membentangkan poster bertulis ajakan untuk kembali menegakkan negara khilafah di depan Masjid Jami’ Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Ia menginstruksikan untuk menangkap dan mengamankan siapa saja yang menebar paham radikal baik secara langsung ataupun melalui poster. (Baca: Ketua Umum GP Ansor Instruksikan Tangkap Pemasang Spanduk Khilafah)
Hal senada juga disampaikan Komandan Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Satkornas Banser) H Alfa Isnaeni.
Ia secara tegas meminta seluruh anggotanya untuk membersihkan spanduk, poster, pamflet, dan sebagainya yang mempropagandakan sistem khilafah, serta menebar paham radikalisme. (Baca: Komandan Banser Instruksikan Sisir Media Publikasi Khilafah dan Tangkap para Pendukungnya)
Banser, kata Alfa, harus menangkap dan mengamankan oknum yang menebar radikalisme serta menolak eksistensi NKRI, seperti diinstruksikan oleh Ketua Umum GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas.
Lebih dari itu, puluhan Banser Rembang menggelar aksi damai di sepanjang bundaran tugu adipura menyuarakan penolakan terhadap syariah dan khilafah. (Baca: Banser Rembang Siap Perangi para Pendukung Khilafah)
Komandan Satkorcab Banser Rembang H Zainal Arifin menyampaikan, Banser siap pasang dada untuk memerangi para pendukung khilafah jika itu perlu dilakukan. [AW]
[AW]