JAKARTA, (Panjimas.com) – Pemerintah melalui Kemenkopolhukam mengadakan simposium nasional dengan tema “Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan”. Simposium ini digelar dalam rangka meluruskan sejarah dan diadakan pada 18-19 April di Hotel Aryaduta. Demikian dilansir liputan6.
Namun, acara tersebut didemo oleh sekumpulan massa yang menamakan diri sebagai Front Pancasila. Mereka mendatangi kawasan Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat. Senin (18/4/2016), akibat aksi tersebut, ruas jalan dari arah Menteng dan Senen menuju Gambir macet.
Lantaran diduga akan mengganggu dan membubarkan simposium, Kepolisian pun menggiring mereka menuju patung kuda yang berada di dekat Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Mereka sempat melawan.
“Jangan mau kita digeser ke Patung Kuda. Kita maunya ke markas PKI di Hotel Aryaduta,” ujar seorang massa aksi yang menjadi orator di mobil komando bernama, Ustadz Alfian Tandjung, di lokasi, Senin.
Meski terus digiring oleh polisi, massa yang berjumlah belasan itu, enggan bergeser. Alhasil, adu fisik terjadi.
Polisi dan pengunjuk rasa saling tarik-menarik spanduk dan atribut aksi lain. Dua orang peserta aksi diamankan polisi. Ketegangan itu sempat membuat laju perjalanan di sekitar lampu merah terhenti.
Tak ingin menambah kericuhan, mobil orasi bersama belasan massa yang lain pun akhirnya berpindah dari sana dan menuju ke Patung Kuda. mereka meneruskan aksi unjuk rasa di sana.
Barisan motor yang dikendarai polisi pun ikut menggiring mereka ke arah Stasiun Gambir menuju Patung Kuda. [RN]