SEMARANG (Panjimas.com) – Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Siane Indriyani, mengaku mendapatkan serangkaian teror, usai mengumumkan hasil autopsi terhadap terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah, Siyono.
Dia menceritakan beragam teror yang dialaminya, seperti rumah didatangi sejumlah aparat pada malam hari. Satuan Pengamanan (Satpam) kompleks didatangi orang menanyakan berbagai kegiatan suami dan keluarganya.
“Saya yakin, ini berkaitan dengan autopsi Siyono,” ungkap Siane di Semarang, Jawa Tengah, Jumat 15 April 2016.
Bahkan, ada juga orang yang berteriak-teriak di depan rumahnya. “Tak jelas apa yang diteriakkan. Tapi pas dilihat orangnya lari. Kejadiannya subuh kemarin,” katanya
Tak cuma itu, dalam beberapa hari terakhir, juga banyak orang asing di daerahnya berlalu lalang sekitar rumah. Kemudian, foto suaminya diunggah melalui media sosial tanpa ada izin.
“Saya meminta stop teror keluarga saya,” tegas Siane.
Siane juga menyebut ada surat kaleng yang mendiskreditkan Komnas HAM, Muhammadiyah dan TNI. Surat itu dikirim ke PP Muhammadiyah.
“Ada pihak-pihak yang secara sistematis menghalangi autopsi dengan berbagai macam cara. Dan menghalalkan segala cara,” jelasnya.
Sebelumnya diketahui Siyono tewas setelah ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Menurut hasil visum Polri, dia tewas setelah terkena benda tumpul di kepalanya akibat melakukan perlawanan.
Namun, tim forensik independen dari PP Muhammadiyah mengungkapkan temuan berbeda. Hasil autopsi mereka menyimpulkan Siyono tewas karena tulang rusuknya patah dan menusuk ke jantung. [AW/viva]