JAKARTA, (Panjimas.com) – Perwakilan Muhammadiyah H. Ma’mun Murod Al Barbasy mengatakan bahwa jika kita ingin mengkritisi Muhammadiyah dengan proporsional, maka otopsi itu bagian dari rasa sayang Muhammadiyah kepada polisi.
“Kalo kita mau mengkritisi sikap Muhammadiyah dengan proposional, otopsi itu bagian dari rasa sayang Muhammadiyah kepada polisi,” ujar Ma’mun kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2016).
Karena menurutnya, autopsi yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidak hanya mempersilahkan dokter forensik Muhammadiyah saja yang melakukan autopsi, tetapi juga melibatkan dokter forensik dari Kepolisian juga.
“Saya kira otopsi yang kemarin itu harus di pahami sebagai rasa sayang terhadap polisi, karena harus dipahami bahwa otopsi kemaren juga melibatkan dokter forensik dari kepolisian juga,” katanya.
Sekarang ini kan, kata Ma’mun, berangkat dari data-data Komnas HAM gitu kan yaa? Yang juga sudah menyebar di medsos segala macam bahwa ada sekitar 121 orang yang meninggal tapi kemudian tidak jelas proses hukumnya.
“Paling tidak dengan kasus otopsi ini, maka ke depan Densus itu akan lebih hati-hati, karena kalo tidak hati-hati lagi nanti akan berhadapan dengan otopsi-otopsi Muhammadiyah yang selanjutnya, atau mungkin malah NU masuk di dalamnya,” tuturnya.[DP]