SOLO (Panjimas.com) – Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir, mengajak para tokoh Islam dari berbagai elemen termasuk para jurnalis untuk membesuk Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di sel Super Maximum Security (SMS), Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan Ustadz Iim -sapaan akrabnya- mewakili pihak keluarga, guna membuktikan pernyataan Menkopolhukam, Luhut Binsar Pandjaitan, yang beberapa waktu lalu mengatakan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dalam kondisi yang nyaman. (Baca: Komentar Luhut Soal Kondisi Sel Ustadz Ba’asyir: Agar Dia Nyaman)
“Untuk membuktikan pernyataan Luhut benar atau tidak, saya mengajak seluruh tokoh nasional, tokoh muslim khususnya untuk datang dan melihat langsung kondisi beliau,” kata Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir kepada Panjimas.com, Kamis (7/4/2016).
Pernyataan Luhut yang mengatakan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dalam kondisi nyaman, justru sangat menyakiti Umat Islam. Pasalnya, Ustadz Ba’asyir di usianya yang sangat sepuh, harus menerima perlakuan zalim, lebih kejam dari penjara Guantanamo, Kuba. (Baca: Diperlakukan Lebih Kejam dari Penjara Guantanamo, Keluarga Ajak Umat Islam Doakan Ustadz Ba’asyir)
“Saya mengajak seluruh tokoh-tokoh Muhammadiyah, NU, Ormas-ormas Islam silahkan melihat penzaliman itu terjadi secara sistematis dilakukan oleh oknum-oknum pejabat di negeri ini,” ungkapnya.
Dengan membesuk Ustadz Abu Bakar Ba’asyir ke Nusakambangan, diharapkan bisa menjadi perhatian para tokoh nasional. Di sisi lain, masyarakat juga harus cerdas dan kritis menyikapi pernyataan para pejabat yang tak sesuai dengan realita. (Baca: Kondisi Ustadz Ba’asyir di Sel Isolasi Makin Memprihatinkan Pasca Kunjungan Luhut)
Ustadz Iim berharap, Luhut tak melestarikan perlakuan zalimnya terhadap ulama dan para aktivis Islam yang dituduh sebagai teroris, serta menyembunyikannya dengan pernyataan dusta. (Baca: Innalillahi, Diisolasi, Sel Ustadz Ba’asyir Gelap, Pengap dan Tak Bisa Shalat Jum’at)
“Kita tidak mau kezaliman yang dilakukan oleh Densus ini dilestarikan di Lapas-lapas. Karena ini akan menjadi efek buruk ke depan,” tuturnya.
Ia khawatir, sikap zalim dan menipu masyarakat itu justru akan menimbulkan perlawanan dari kaum Muslimin yang merasa tersakiti. (Baca: Umat Islam akan Tuntut Luhut, Pejabat Non Muslim yang Zalimi Ulama di Nusakambangan)
“Karena siapa pun yang dizalimi itu pasti akan melawan, dan bisa jadi perlawanan itu merembet ke mana-mana sehingga negeri ini menjadi kacau,” tandasnya. [AW]