SOLO (Panjimas.com) – Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir, menyebut pernyataan Menkopolhukam, Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai bentuk penipuan terhadap publik.
Luhut, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Ustadz Abu Bakar Ba’asyir diperlakukan dengan nyaman di dalam sel Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. (Baca: Komentar Luhut Soal Kondisi Sel Ustadz Ba’asyir: Agar Dia Nyaman)
“Omongan Luhut seperti itu merupakan bentuk penipuan terhadap publik. Apa yang terjadi pada Ustadz Abu itu bukan untuk menyamankan beliau. Bagaimana bisa dikatakan demikian, apa yang terjadi justru penyiksaan secara psikis,” kata Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir, Kamis (7/4/2016).
Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir tak habis pikir dengan pernyataan Luhut yang jauh dari realita. Luhut seolah menganggap seluruh rakyat Indonesia bodoh, sehingga mudah dibohongi. (Baca: Kondisi Ustadz Ba’asyir di Sel Isolasi Makin Memprihatinkan Pasca Kunjungan Luhut)
“Ini betul-betul bentuk pembohongan, dia anggap semua rakyat Indonesia itu bodoh semua, sehingga bisa dibodohi begitu saja,” ujarnya.
Putra bungsu Ustadz Abu Bakar Ba’asyir itu juga mengungkapkan, bahwa kondisi Ustadz Abu Bakar Ba’asyir jauh dari rasa nyaman. (Baca: Diperlakukan Lebih Kejam dari Penjara Guantanamo, Keluarga Ajak Umat Islam Doakan Ustadz Ba’asyir)
Dirinya telah menyaksikan apa yang menimpa Ustadz Ba’asyir saat berkunjung ke Lapas Super Maximum Security (SMS), Pasir Putih Nusakambangan. ia pun berulang kali menyampaikan bahwa, perlakuan terhadap ayahandanya itu telah melanggar HAM.
“Kalau memberikan fasilitas yang nyaman itu bukan malah dikurung 24 jam, tidak boleh bertemu orang, bahkan berjemur saja tidak boleh, shalat berjamaah saja tidak boleh. Inikan sudah merupakan bentuk pelanggaran hak-hak pada beliau, hak beribadah, memperoleh kesehatan. Apalagi ruangan sempit seperti itu banyak nyamuk, karena posisi Lapas (Pasir Putih) di pinggiran hutan, pakai obat nyamuk saja tidak boleh,” ungkapnya.
Sikap Luhut yang membohongi publik ini menjadi tanda tanya besar, apakah ini yang dimaksud sebagai revolusi mental yang digembar-gemborkan pemerintah Jokowi, atau sebaliknya?
“Inilah mental pejabat kita yang lemah dan suka menipu rakyatnya,” tandasnya. [AW]