JAKARTA (Panjimas.com) – Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) menggelar Aksi Damai ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk meminta KPK agar serius mendalami kasus Mega Skandal Korupsi Ahok, Senin 4 April 2016.
Para Habaib dan Ulama bersama ribuan umat Islam mendatangi KPK sejak pukul 8 pagi dengan tertib tanpa menutup jalan raya, sehingga tidak mengganggu lalu lintas.
Selanjutnya GMJ meminta Pimpinan KPK agar menerima delegasi GMJ. Dan menurut laporan polisi saat itu, Pimpinan KPK belum ada yang hadir. GMJ pun dengan sabar menunggu kehadiran mereka.
Hampir Chaos
Pada jam 9, Polres dan Polsek setempat menjembatani agar Pimpinan KPK berkenan menerima delegasi GMJ. Tapi hingga jam 10 mereka tidak mau menerima delegasi, bahkan ketika diingatkan polisi bahwa penolakan KPK bisa memicu kemarahan para pendemo, mereka tetap tidak peduli, dengan dalih jika massa marah maka tugas polisi mengamankan.
Akhirnya, massa kecewa dan mulai menutup jalan raya, lalu suasana makin panas, polisi pun siaga penuh, nyaris terjadi bentrok. Lalu salah seorang pimpinan GMJ segera menginfokan ke Polda Metro agar turun tangan untuk mencegah chaos.
Dengan bantuan Polda, baru Pimpinan KPK mau menerima delegasi dengan batasan jumlah hanya 10 orang dan waktu hanya 15 menit.
Ruang Sempit KPK
Jam 11, Delegasi GMJ sebanyak 10 orang yang dipimpin Gubernur Rakyat Jakarta KH Fakrurrozi Ishaq diterima Pimpinan KPK dalam ruang sempit yang pengap.
Saat dialog dibuka, Habib Rizieq langsung meminta Pimpinan KPK memberi penjelasan terlebih dahulu tentang keengganan mereka menerima delegasi, sehingga para Habaib dan Ulama dijemur di jalan selama 3 jam, sejak jam 8 hingga jam 11.
Saat itu Wakil Ketua KPK Saut Situmorang memberi jawaban yang berbelat-belit dan mengaku bahwa dia sudah ada di KPK sejak jam 7 pagi, tapi ada prioritas pekerjaan lain yang harus didahulukan.
Habib Rizieq merasa jawaban tersebut tidak fair, karena bertentangan dengan laporan polisi saat menjembatani yang menginfokan bahwa Pimpinan KPK tidak mau menerima Delegasi GMJ, bahkan tidak peduli dengan kemarahan massa dengan dalih ada polisi yang mengamankan.
Habib Rizieq protes keras, tapi Saut Situmorang terus memancing perang mulut. Akhirnya, kemarahan Habib Rizieq meledak, beliau berdiri mendekati Saut Situmorang sambil menuding dan membentak serta menyatakan bahwa Gedung KPK dibangun dengan uang rakyat dan seluruh Pimpinan dan Petugas KPK digaji dengan uang rakyat, semestinya KPK selalu terbuka untuk menerima rakyat yang datang melapor. Apalagi yang datang sederetan Habaib dan Ulama bersama ribuan umat Islam.
Habib Rizieq menyebut bahwa Pimpinan KPK telah bersikap “kurang ajar” terhadap Habaib dan Ulama serta ribuan umat Islam.
Saut Situmorang tidak terima disebut “kurang ajar”, lalu mengancam akan mencatat hinaan Habib Rizieq, tapi Habib Rizieq justru spontan berteriak membalas: “Silakan catat dan rekam bahwa saya menyatakan anda kurang ajar!!!”
Sejumlah Habaib dan Ulama menenangkan Habib Rizieq, polisi pun turut meredam suasana. Akhirnya suasana terkendali dan dialog pun mulai digelar.
Dialog Kondusif
Dalam Dialog, Lieus Sungkarisma, Tokoh China Pembina Pemuda Budha se-Indonesia, yang ikut dalam Delegasi GMJ mengingatkan Pimpinan KPK, bahwa GMJ tidak Rasis dan Fasis, sehingga GMJ datang ke KPK melaporkan Ahok bukan karena dia “China” atau karena dia “Non Muslim”, tapi karena dia terindikasi korupsi. Karenanya, kata Lieus, saya ini China dan Non Muslim, tapi diterima baik oleh GMJ untuk berjuang bersama menegakkan keadilan.
Lalu, KH Fakhrutrozi Ishaq dan H.Munarman SH dan beberapa anggota delegasi lainnya secara singkat menyampaikan tujuan kedatangan GMJ.
Selanjutnya Sekjen FUI KH Muhammad Al-Khaththath menyerahkan Surat Resmi Laporan GMJ tentang dugaan korupsi Ahok yang merugikan negara sebesar 1,8 trilyun rupiah.
Nasihat Habib Rizieq
Di akhir dialog, GMJ meminta Habib Rizieq untuk bicara, dan Saut Situmorang pun mempersilakan.
Habib Rizieq pun mengingatkan para Pimpinan KPK bahwa selama ini Pimpinan KPK sejak didirikan hingga masa kepemimpinan Bambang Widjayanto dan Abraham Samad selalu menyambut rakyat yang datang melapor, apalagi jika yang datang para Habaib dan Ulama serta Tokoh, bahkan diterima dalam ruang yang luas, sehingga bisa menerima hingga 30 sampai 40 orang dengan waktu yang juga leluasa.
Karenanya, aksi massa di KPK selama ini selalu berlangsung singkat dan damai, karena pimpinannya kompromis dan dialogis dengan rakyat, sehingga saat KPK dihujat dan mau dituntut bubar pihak-pihak tertentu, maka rakyat pun, termasuk para Tokoh GMJ, secara bersama-sama membela KPK.
Habib Rizieq juga mengingatkan bahwa sikap KPK yang tidak mau terima perwakilan pendemo sangat berbahaya, karena bisa memicu bentrok antara pendemo dengan polisi, sehingga bisa melahirkan tindak anarkis yang sama sekali tidak diinginkan.
Selain itu, Habib Rizieq juga menjelaskan bahwa kemarahan beliau di awal pertemuan tadi karena merasa KPK ingin mengadu domba antara pendemo dengan Polisi.
Di akhir pembicaraan, Habib Rizieq secara polos apa adanya menyampaikan bahwasanya lebih baik beliau yang berkelahi duel satu lawan satu dengan Saut Situmorang dari pada para pendemo yang bentrok dengan polisi.
Situmorang Minta Maaf
Saut Situmorang pada akhirnya secara jantan dan terbuka meminta maaf dan usai dialog beliau langsung berdiri menghampiri Habib Rizieq bersalaman erat, serta beliau berjanji akan mempelajari dan mendalami kasus Ahok secara cermat dan teliti, sesuai perundang-undangan, serta beliau menjamin bahwa tidak ada satu pihak pun yang bisa mengintervensi KPK.
Saut Situmorang pun menyalami semua anggota delegasi dengan hangat. Semua pihak keluar ruangan dengan senyum bahagia, karena sudah saling memaafkan.
Alhamdulillaah …
Catatan Buat KPK
Saat Delegasi GMJ masuk ruangan khusus KPK diwajibkan mengumpulkan HP agar apa yang dibicarakan dalam ruangan tetap menjadi rahasia kerja KPK.
Dan bagi KPK sudah ada petugas khusus untuk merekam pertemuan buat arsip / dokumen KPK.
Anehnya, ada bagian potongan rekaman pertemuan yang diunggah ke Youtube saat Habib Rizieq meledak marah. Arah sudut pengambilan gambar dari sebelah kiri depan Habib Rizieq yaitu tempat para petugas KPK berdiri merekam. Sedang para petugas Polri di sebelah kanan depan Habib Rizieq tanpa alat rekam.
Masukkan untuk KPK bahwa ada petugasnya yang nakal membocorkan rekaman KPK untuk tujuan jahat. Apalagi akhir pertemuan sudah selesai dengan damai dan saling memaafkan. Apa hal tersebut dibenarkan oleh KPK ?! [AW/Tim News FPI]