JAKARTA, (Panjimas.com) – Menurut Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah, warga Gaza membutuhkan sekitar 82.000 sumur bor air. Sementara, hingga 2010, sumur yang ada tak sampai seratus buah.
‘’Agresi militer Israel atas Gaza yang terjadi hampir setiap tahun, membuat sumur di Gaza bukannya bertambah malah berkurang,’’ ungkap Mohab Yaser Salama Alamawi, relawan internasional Gaza, saat berkunjung ke LAZIS Dewan Dakwah, Jumat, 1 April lalu.
Pria kelahiran Gaza, 4 Januari 1987 ini adalah pakar teknik sipil terutama infrastruktur jalan dan transportasi publik. Alumnus TheIslamic University Gaza (2009) dan University Putra Malaysia (2014)
ini memimpin proyek-proyek kemanusiaan di Gaza bekerjasama dengan NGO-NGO lokal maupun internasional seperti The Islamic Society, El-Wafa Charitable Society, MAPIM (Majelis Perunding Pertubuhan Islam Malaysia) serta sejumlah NGO di Indonesia.
Kedatangan Mohab untuk melaporkan penyaluran dana infak Gaza dari masyarakat Indonesia melalui LAZIS Dewan Dakwah. Dana tersebut, bersama indaf dari sumber lain, digunakan untuk membangun sumur air bersih di tiga titik kritis yaitu di Bayt Hanoun Hospital,
Al Shiffa Hospital, dan Khadija Yatim School.
Ketiga sumur dengan debit 10 meter kubik per jam tersebut dimanfaatkan oleh sekitar 400.000 orang per harinya. ‘’Air sumur ini sangat bersih, bisa langsung diminum,’’ ujar Mohab.
Ia juag menjelaskan, sumur menaikkan air dari underground water atau sungai bawah tanah. Aliran air sungai ini tidak terpengaruh oleh cuaca permukaan bumi, baik musim kemarau maupun musim dingin.[RN]