KLATEN, (Panjimas.com) – Tidak seperti kondisi jenazah pada umumya, kondisi Siyono tidak mengeluarkan bau busuk. Selain itu jenazahnya terlihat masih utuh.
Hal itulah yang dituturkan oleh petugas dari Kokam yang ditugaskan untuk menggali kubur di pemakaman Dusun Brengkungan Desa Pogung Kecamatan Cawas.
“Subhanallah, jenazahnya tidak berbau dan terlihat masih utuh” ujar Wawan anggota Kokam Ceper Ahad, (3/4/2016).
Awalnya anggota Kokam tersebut menggunakan masker karena penasaran maka penutup hidung tersebut dibuka dan ternyata benar adanya bahwa jenazah Siyono tidak bau bahkan ada yang menyebutkan muncul bau wangi.
Dalam otopsi tersebut PP Muhammadiyah mengirimkan enam dokter ahli forensik yang dipimpin Prof DR dr Sudibyo.
Menurut keterangan Endro Sudarsono Sekjend ISAC salah satu tujuan dari otopsi adalah untuk mencari sebab kematian dan bekas luka di sekujur badan.
Otopsi tersebut disaksikan oleh Prof. Hafidz Abbas, Siane Indriyani, Manager Nasution (Komnas HAM), Busyro Muqoddas, Dahnil A Simanjuntak (Muhammadiyah) M. Kalono, Hery Dwi (Kuasa Hukum), Edi Lukito (LUIS) serta Basuno (FUI Klaten).
Sebelumnya sempat terjadi ketegangan saat dua truk Brimob datang memaksa untuk masuk ke pemakanan namun setelah terjadi perdebatan dengan LUIS (Laskar Umat Islam Surakata) akhirnya petugas Brimob mau keluar dari pemakaman.
Tak hanya itu menurut sejumlah sumber ada dokter dari Polda Jawa Tengah yang memaksa ikut dan melihat dalam acara otopsi jenazah.
Usai diotopsi jenazah Siyono kemudian dimakamkan kembali ditempat semula. Artinya ini membantah ancaman dari Kepala Desa beberapa waktu yang lalu yang melarang pemakaman di Dusun Brengkungan Desa Pogung jika dilakukan otopsi. [RN]