JAKARTA (Panjimas.com) – Muhammad Hariadi Nasution SH MH yang akrab dipanggil Ombat, dikenal sebagai vokalis group band underground, Tengkorak.
Meskipun dikenal sebagai rocker, Ombat bukan orang yang akrab dengan dunia hitam, seperti Narkoba atau free sex. Sebaliknya, penampilan Ombat justru sangat religius.
Sebagai advokat, ia bahkan sangat peduli dengan kondisi kaum Muslimin. Hal itu dibuktikan dengan curahan aktivitasnya lewat organisasi yang dipimpinnya, di antaranya LBH Muslim dan Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI). Sudah banyak kasus yang mendapatkan advokasi dari lembaga hukum tersebut.
Sebagai seorang rocker yang Muslim, Ombat juga vokal menentang gerakan-gerakan yang hendak menghancurkan Islam, salah satunya gerakan Zionisme.
Berita tentang kunjungan sejumlah wartawan media mainstream (arus utama) yang bertemu sosok jagal Zionis Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sempat menyita perhatiannya. (Baca: Aktivis Islam Pulang dari Suriah Digelandang, Wartawan Media Mainstream Pulang dari Israel Melenggang)
Ombat mengecam kunjungan jurnalis senior dari sejumlah media tersebut, karena dinilai mengkhianati rakyat Indonesia yang mendukung perjuangan kemerdekaan Muslim Palestina dari penjajahan Zionis Israel.
Menurut Ombat, diduga kuat, sejumlah wartawan tersebut selama ini memang menjalin hubungan dengan Zionis Israel. Pasalnya, kunjungan para wartawan tersebut adalah undangan resmi dari pemerintah Zionis.
“Tidak bisa dipungkiri lagi, media-media yang datang ke Israel ini karena diundang. Dengan diundang saja ini artinya sudah didata, mereka ini sebagai media partner mereka,” kata Ombat kepada Panjimas.com, Rabu (30/3/2016).
Ombat yang juga mendalami gerakan Zionisme itu mengungkapkan bahwa Israel memiliki kepentingan besar dengan media mainstream di Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia.
Apalagi dalam Protokol Zionis, Yahudi memang memiliki misi untuk menguasai media. Pada Protokol Zionis poin ke tujuh misalnya, tertulis, “Penguasaan Media untuk membentuk dan membuat opini umum sesuai kemauan Yahudi.”
Demikian pula, pada poin ke dua belas dalam Protokol Zionis, “Mengontrol lalu lalang informasi dan menguasai semua Media secara total agar tidak ada lagi arus informasi luar yang merusak opini umum yang telah dibuat untuk kepentingan Yahudi.” (Baca: Apa itu Protokol Zionis Dan Seberapa Bahayanya Bagi Umat Islam?)
Maka tak heran, jika media-media mainstream di Indonesia terkadang sangat menyudutkan Islam dalam pemberitaannya.
“Berita-berita tentang menjelekkan Islam, tentang terorisme, kalau dari mereka itu bohong!” tegas Grand Master beladiri MARKAZU Mixed Martial Art ini.
Oleh sebab itu, Ombat mengimbau kepada kaum Muslimin agar memboikot media mainstream yang menjadi partner Zionis Israel.
“Corongnya Zionis kalau di Indonesia ya media-media partner mereka itu. Selama ini ketahuan kalau mereka ini didukung oleh Zionisme. Sehingga sebagian besar media-media ini jadi alat Zionisme, makanya jangan dipercaya!” ungkapnya.
Untuk membentengi diri agar tidak terpedaya oleh media-media antek Zionis, Ombat juga meminta umat Islam agar cukup mengkonsumsi berita-berita yang berasal dari media Islam.
“Umat Islam ini harus sadar, tidak usah lagi dipakai berita-berita dari media yang diundang ke Israel ini,” ujarnya.
Untuk diketahui, sejumlah wartawan media mainstream Indonesia mendapat undangan dari Pemerintah Zionis Israel. Mereka adalah Heri Triyanto dari Harian Bisnis Indonesia, Abdul Rakhim dari Jawa Pos, Yustinus Tomi Aryanto dari Tempo, James Luhulima dari Kompas dan Margareta dari MetroTV. (Baca: KEMLU Israel Umumkan Kunjungan Delegasi Wartawan Senior Indonesia)
Pada kesempatan itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan kepada delegasi wartawan Indonesia bahwa “Israel-Indonesia adalah sekutu dalam memerangi Islam radikal. Waktunya telah tiba untuk mengubah hubungan diatara kita,” ujarnya. [AW]