JAKARTA, (Panjimas.com) – Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen menilai langkah Front Pembela Islam dalam membubarkan acara pementasan monolog Tan Malaka berjudul “Saya Rusa Berbulu Merah” di pusat kebudayaan Perancis, IFI, Bandung pada Rabu 23 Maret 2016 sudah benar. Menurutnya, cara berpikir Tan Malaka itu komunis tulen, jadi tidak perlu acara seperti itu.
“Kalau kita memuja-muja Tan Malaka sama saja dengan memuja komunis,” katanya kepada Panjimas pada Selasa, (29/03/2016).
Pendiri Tan Malaka Institute, Ben Tanur meminta kelompok ormas yang melarang diskusi soal Tan Malaka membaca kembali sejarah. Menurutnya, tidak sepatutnya diskusi akademik atau pementasan monolog terkait dengan tokoh yang mempunyai andil besar terhadap bangsa Indonesia.
Zen menilai penyebutan Tan sebagai pahlawan nasional karena pernah ikut dalam melawan Belanda. Tapi oleh TNI dia dieksekusi karena terbukti ingin mendirikan gerakan komunis.
“Sama perjuangan belum tentu sama dalam cita-cita. Negara kita berlandaskan Pancasila sedangkan dia komunis. Jadi tidak perlu ikut-ikut pemikirannya,” tegasnya.
Seperti diketahui FPI mendatangi pusat kebudayaan Perancis, IFI, Bandung. Mereka meminta aparat kepolisian membatalkan acara pementasan teater tentang Tan Malaka.
“Simpelnya, kami menolak acara yang berbau komunis,” tutur Ketua Bidang Hisbah Front Pembela Islam DPD Jawa Barat Dedi Subu.[RN]