BANDUNG, (Panjimas.com) – Mencermati pemberitaan tentang sikap dan jawaban Pemimpin Myanmar terhadap wartawan muslim dari BBC yg menanyai pandangan dan sikapnya terhadap nasib muslim Rohingya/Myanmar, dengan kata kata, “No one told me i was going tobe interviewed by a muslim”.
Meskipun itu terjadi pada tahun 2013, tapi sikapnya itu jelas menunjukan karakter sesungguhnya dari seorang Aung San Suu Kyi yang telah diberi penghormatan sebagai peraih Nobel Perdamaian.
“Dengan terungkapnya sikap San Suu Kyi seperti itu, maka Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) mendukung petisi yang menyerukan pencabutan Nobel Perdamaian dari San Suu Kyi, karena sikap dann pernyataanya itu tidak mencerminkan sebagai pejuang perdamaian, justru menunjukan sebagai seorang yang berpikiran rasialis dan bersikap diskriminatif.” Ungkap Wakil Ketua Persis Dr. H. Jeje Zaenudin melalui releasenya Ahad, (27/3/2016).
Persis juga menyeru kaum muslimin mendukung petisi ini sebagai wujud pembelaan dan solidaritas bagi muslim Myanmar yang hingga saat ini masih diperlakukan secara zalim dan tidak berperikemanusiaan.[RN]
Seluruh materi baik artikel, berita, foto, video maupun logo dalam situs Panjimas.com bebas copy untuk keperluan dakwah dan referensi non-komersial, dengan mencantumkan sumbernya (Panjimas.com).Anda bisa turut berdakwah dengan mengirimkan informasi, berita, artikel dan opini untuk dipublikasikan non komersial.
Email: [email protected] | Telp/SMS: 0812 60000 560