SOLO, (Panjimas.com) – “Seminar Nasional 3M: Mengenal, Menghadapi, Mendampingi LGBT” digelar di Solo. Sebagai pembicara tunggal adalah Sinyo Egie, pendiri dan pegiat lembaga konseling pelaku LGBT “Peduli Sahabat”. Acara bertempat di ruang seminar Masjid Nurul Huda Universitas negeri Sebelas Maret (UNS), Sabtu (26/3/2016) pagi. Seminar dihadiri mahasiswa, wartawan, pendidik, maupun masyarakat umum, dan kebanyakan kaum hawa.
Dalam acara tersebut, Sinyo menjelaskan panjang lebar tentang latar belakang, proses terjadinya, faktor-faktor pembentuknya, dan yang pasti penanganannya. Karena dirinya mengaku lebih konsen pada penanganan daripada pembahasan.
“Kalau bicara pro-kontra, energi kita habis untuk itu. Maka saya lebih bagaimana penanganannya,” ujar dia.
Yayasan Peduli Sahabat yang didirikannya lima tahun lalu bergerak di bidan pendampingan pelaku LGBT yang berniat untuk kembali hidup normal. Dikatakannya bahwa klien Peduli Sahabat adalah mereka yang memang punya niat untuk berubah.
“Yang jadi klien Peduli Sahabat itu hanya yang ingin bertobat, jadi kita nggak maksa pelaku LGBT. Mereka yang berniat berubah, kita dampingi,” jelasnya.
Lanjut Sinyo, “Pendampingan di Peduli Sahabat lebih ke moral-spiritual, bukan medis. Jadi intinya, siapa pun orang punya masalah, dan siapa yang punya masalah, ya mari kembali kepada Allah.”
Sinyo yang mengaku tidak pro dan tidak kontra LGBT mebuat bingung para pendukung LGBT. Walau biasa dibully, tapi mereka tak punya alasan kuat untuk melawan gerakan Sinyo yang membantu para pelaku untuk berubah.
Sebaliknya, Sinyo mengaku mudah menjawab mereka yang membela gerakan LGBT dengan dalih HAM dan demokrasi.
“Mudah saja menjatuhkan argumen mereka. Kalo agama sudah jelas, semua agama melarang LGBT dan mereka akan berhadapan dengan pemuka agama apa pun. Dan kalo mereka tinggal di Indonesia, kita punya Pancasila. LGBT jelas bertentangan dengan Pancasila,” tegas pria yang tak mau bicara banyak soal ‘gay politic’ ini. [IB]