DOHA, (Panjimas.com) – Rashid Ghannouchi baru-baru ini menyatakan bahwa, “Kami telah mengalahkan diktator di Tunisia dan kami berharap kami sedang dalam perjalanan mengalahkan terorisme”, dilansir oleh Middle East Monitor.
Pemimpin gerakan Ennahda di Tunisia ini, bahkan mengatakan bahwa Arab Spring (revolusi Arab) terus berjalan dan masih berlangsung, Rashid menekankan bahwa pengalaman negaranya Tunisia adalah bukti bahwa demokrasi akan menemukan jalan di wilayah ini.
Berbicara dalam Forum Al Jazeera ke-10 di Doha, Qatar, Rashid Ghannouchi mengkritik orang-orang yang mendukung “jatuhnya kekuasaan militer” di Mesir, mengatakan bahwa mereka tidak harus mengabaikan peran militer di Mesir.
Ghanouchi menjelaskan bahwa keputusan pihak Tunisia ‘untuk mengatasi pengucilan politik telah memberikan kontribusi untuk memperoleh konsensus di antara kekuatan-kekuatan politik negara dan untuk keberhasilan proses demokrasi.
pasukan Keamanan dan militer tidak cukup untuk melawan terorisme, jelasnya, Ia pun menambahkan: ” Perang melawan terorisme tidak harus terbatas pada pendekatan militer dan keamanan, yang bahkan bisa memperumit masalah dalam jangka pendek dan panjang”
“Memerangi ekstremisme juga harus melalui dimensi politik dengan memperkuat demokrasi, ekonomi dan pembangunan untuk mengatasi pengangguran, terutama di kalangan anak muda.”
“Kami telah mengalahkan diktator di Tunisia dan kami berharap kami sedang dalam perjalanan mengalahkan terorisme,” katanya.
Rashid Ghannouchi juga menolak adanya hubungan antara ekstremisme dan agama, dan mengatakan Islam “tidak terkait dengan terorisme”.
Rashid Ghannouchi adalah pendiri dan pemimpin gerakan ennahda Tunisia, sebuah partai politik Islam moderat. Gerakan Ennahda lahir pada momen kejatuhan rezim Presiden Ben Ali di tahun 2011. Revolusi Tunisia merupakan titik awal pemicu arab spring, hingga kemudian gelombang demonstrasi, protes, dan kekacauan menuntut runtuhnya berbagai rezim lama meluas di berbagai Negara anggota Liga Arab.[IZ]