NEW YORK, (Panjimas.com) —Pihak-pihak yang berperang di Yaman telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang akan dimulai pada tanggal 10 April tengah malam, demikian pernyataan Utusan Khusus PBB untuk konflik Yaman pada hari Rabu, (23/03/2016).
Ismail Ould Cheikh Ahmed juga mengatakan bahwa putaran pembicaraan damai berikutnya dijadwalkan pada tanggal 18 April di Kuwait.
Utusan khusus PBB Cheikh Ahmed juga mengatakan terdapat lima bidang yang akan difokuskan selama pembicaraan damai itu, termasuk penarikan milisi dan kelompok-kelompok bersenjata, penyerahan senjata artileri berat untuk negara, pengaturan keamanan interim, pemulihan lembaga negara dan dimulainya kembali dialog politik inklusif dan penciptaan sebuah komite khusus untuk narapidana dan tahanan.
Ismail Ould Cheikh Ahmed mengatakan faksi-faksi yang berseteru diminta untuk mempresentasikan makalah tentang konsep area masing-masing pada tanggal 3 April mendatang, dan ia pun menambahkan bahwa pihaknya bertujuan untuk memastikan berfungsinya beberapa lembaga negara, seperti bank sentral, sampai akhir konflik.
“Dalam rangka untuk membantu Yaman menjaga stabilitas ekonomi selama krisis ini … serta mempertahankan ekonomi mereka agar tetap berjalan … pihaknya akan memfasilitasi pemulihan ekonomi yang lebih bijaksana dan efisien setelah kesepakatan,” katanya.
Cheikh Ahmed juga mendesak pentingnya “itikad baik” dan “semangat kompromi” dari pihak-pihak yang ada untuk mengaktifkan solusi politik.
Utusan Khusus PBB ini juga meminta mereka [Faksi-Faksi di Yaman] untuk “mengizinkan akses bagi bantuan kemanusiaan yang aman, cepat dan tanpa hambatan untuk semua gubernuran/provinsi yang terdampak”. [IZ]