SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Bertempat di Auditorium Muhammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) UMS mengadakan diskusi pada Ahad (20/3/2016) pagi, dengan menghadirkan tiga narasumber.
Ketiganya adalah dr. Dewi Wulandari, M.PI, seorang dokter yang melanjutkan S2-nya di Magister Pemikiran Islam; Andika Saputra, ST, M.Sc dari bidang arsitektur, dan Koordinator Pusat Studi Pemikiran Islam (PSPI) Surakarta Arif Wibowo, SP, M.PI.
Dalam diskusi berjudul Kajian Akbar Khazanah Peradaban Islam dan Islamisasi Ilmu Kontemporer ini, ketiga narasumber menyampaikan materi yang berkaitan dengan bidang keilmuan masing-masing.
Dokter Dewi misalnya, dia mengupas awal mula munculnya ilmu kedokteran Islam dan Barat. Dan dia menggarisbawahi bahwa perbedaan karakter dari keduanya adalah hasil dari perbedaan cara pandang. Perbedaan yang sangat tampak adalah bahwa dalam kedokteran Islam, aspek penjagaan lingkungan hidup sangat diperhitungkan.
“Ar Razi dalam mendirikan rumah sakit, beliau memilih lokasi yang mendukung kesehatan. Rumah sakit harus memiliki kehijauan yang memadai,” ungkap dia.
Ditambahkannya bahwa zaman Ibnu Sina, rumah sakit sudah memisahkan antara tempat laki-laki dengan perempuan.
Dan Andika, dia menyoroti arsitektur yang dipelajari dengan dasar cara pandang Barat, sudah melulu berkonsentrasi pada teknologi semata. Di sana aspek agama sudah tak diperhitungkan dengan berarti, bahkan seni pun tak terlalu diperhitungkan. Hal ini, menurutnya, bermula dari cara pandang materialistik. Bahkan dia pun mengkritisi orang teknik pada umumnya yang biasanya berkepribadian sangat rasional dan rigid.
“Maka biasanya orang teknik sangat rasional dan rigid, bahkan menjadi sombong karena merasa bisa…” kata dia.
Dan hal itu menurut Andika, hal itu akibat pengaruh Immanuel Kant bahwa agama cukup diyakini di hati dan bertentangan dengan sains.
Kemudian Arif Wibowo mengungkap sejarah nasional dan mengkritisi pergerakan Islam saat ini yang ashobiyah. Terutama para aktivis dakwah kampus. [IB]