JAKARTA, (Panjimas.com) – Melihat pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta, Ahmad Taufik dan Mujtahid Hashem adalah aktivis Syiah, Pakar dan Peneliti Aliran Sesat, Ustadz Anung Al Hamad mengatakan itu merupakan bukti kalo Syiah itu ujung-ujungnya memang kekuasaan yang mereka inginkan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Ahmad Taufik, Ketua Garda Kemerdekaan yang getol membela Syiah, Ahmadiyah dan Lia Eden, akhirnya mendeklarasikan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta untuk Pilkada 2017 mendatang. Taufik menggandeng aktivis Syiah, Mujtahid Hashem.
Untuk maju Pilgub DKI, pasangan dari komunitas Syiah itu mendeklarasikan diri di sebuah permukiman padat penduduk di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.
Penulis buku “Mewaspadai Penyimpangan Neo Murjiah”, Ustadz Anung Al Hamad menjelaskan dari rukun Islam dan rukun Iman Syiah, rukun Islam Syiah itu ada al-Wilayah. Ini juga bisa di lihat dari rukun Imannya, rukun Imannya kan jelas ada lima, salah satunya Imamah, itukan kepemimpinan.
Ia juga membuktikan dengan sejarah yang terjadi di Timur Tengah, kita tau di Irak, Imamah (kepemimpinan) dijadikan pasal konstitusi mereka yang tidak bisa diganggu gugat, berlaku selamanya. Artinya, ini bukti kalo kekuasaan itu ujung-ujungnya yang mereka cari.
“Buku yang di tulis Khoemeini itu kan juga gitu kan ‘Al Hukumah Al Islamiyah’ atau Pemerintahan Islam, tapi kan yang dimaksud pemerintahan Islam versi mereka adalah pemerintahan yang dipegang oleh mereka.” tuturnya.
Jadi, kata dia, yang dimaksud pemerintahan Islam itu pemerintahan yang didirikan oleh mereka, yang mereka terapkan undang-undang Syiah.
Dengan kata lain, suatu negara tidak akan dikatakan pemerintahan Islam kecuali kepemimpinan negara tersebut atau kekuasaan tertingginya harus dipegang oleh Syiah dan undang-undang yang berlaku pun harus undang-undang Syiah sebagaimana yang orang-orang Syiah pahami. [DP]