JAKARTA, (Panjimas.com) – Penulis buku ‘Mewaspadai Penyimpangan Neo Murjiah’, Ustadz Anung Al Hamad menduga pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta, Ahmad Taufik dan Mujtahid Hashem, hanya untuk memecah belah suara umat Islam.
“Umat Islam sengaja di pecah belah dan ujung-ujungnya yang di inginkan kemenangan Ahok itu.” katanya kepada Panjimas.com, Rabu (16/3/2016).
Ia menghimbau, kaum muslimin harus hati-hati dan umat perlu disadarkan tentang pentingnya memilih orang Islam yang baik.
“Kita tau di belakang Gubernur DKI itu kan Ahlul Bait Indonesia (ABI) dengan pernyataan Sekjennya Ahmad Hidayat kan jelas memberikan dukungan kepada Gubernur DKI yang ada ketika awal dulu, juga kita liat di belakang Gubernur DKI ada IJABI, kita tau bagaimana pose-nya kang Jalal dengan mantan pasangannya juga mendukung dia.” ungkapnya.
Tapi, kata dia, saya agak aneh, ketika Ahmad Taufik dengan Mujtahid Hashem mencalonkan.
Oleh karena itu, Pakar dan Peneliti Aliran Sesat, Ustadz Anung Al Hamad menyerukan kepada kaum muslimin agar bersatu.
“Tidak memberikan suara kepada orang-orang kafir, tidak memberikan suara kepada orang-orang menyimpang termasuk kalangan Syiah” serunya.
Ia mengingatkan kaum muslimin dengan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا مِنْ نَبيٍّ بَعَثَهُ اللهُ فِي أمَّةٍ قَبْلِي إلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأصْحَابٌ يَأخُذُونَ بِسنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ ، ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لاَ يَفْعَلُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا لا يُؤْمَرونَ
Tidak ada seorang nabipun yang diutus kepada suatu umat sebelumku, kecuali ia memiliki para pengikut dan sahabat yang setia, yang mengikuti ajarannya dan mematuhi perintahnya. Kemudian datang setelah mereka itu suatu generasi yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan, dan melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan…
“Kalangan Syiah jelas, mereka banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh nabi seperti mencaci maki para sahabat, bahkan nabi melarang, nabi melarang tidak boleh mencaci maki sahabat, maka nabi mengatakan akan muncul kelompok yang yaf’aluna maa laa yu’maruun yaitu kalangan yang melakukan perbuatan yang tidak di perintahkan.
Ustadz Anung Al Hamad pun melanjutkan hadits tersebut,
فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلسَانِهِ فَهُوَ مُؤمِنٌ , وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلبِهِ فَهُوَ مُؤمِنٌ ، وَلَيسَ وَرَاءَ ذلِكَ مِنَ الإيْمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ
Barangsiapa memerangi mereka dengan tangannya, maka dia itu orang yang beriman, dan barangsiapa memerangi mereka dengan lisannya maka dia itu orang yang beriman, dan barangsiapa memerangi mereka dengan hatinya maka dia itu orang yang beriman. Setelah itu, tidak ada keimanan walau hanya sebesar biji sawipun. [HR Muslim]
“Intinya, ini bagian dari amar ma’ruf nahi mungkar, karena ketika kekuasaan dipegang oleh orang kafir dan orang sesat seperti Syiah itu sebuah kemungkaran, maka kewajiban kita mencegah kemungkaran itu sesuai dengan kemampuan kita.” tandasnya. [DP]