PALU (Panjimas.com) – Tim Pembela Muslim (TPM) Palu, menggelar konferensi pers untuk mendesak pemulangan jenazah Dodo alias Ponda alias Fonda Amar Solikhin.
Menurut anggota TPM, Andi Akbar, penahanan jenazah Ponda yang sudah lewat dua minggu sangat tidak beralasan dan tak bisa dibenarkan. (Baca: Dua Minggu Jenazah Ponda Terkatung-katung, Mengapa tak Diserahkan Polda Sulteng?)
“Kami mendesak Polda Sulteng untuk bisa mengeluarkan jenazah, apa alasannya pihak Polda menahan jenazah untuk segera dimakamkan?” kata Andi Akbar saat dihubungi Panjimas.com, Rabu (16/3/2016).
Sebelumnya, TPM menegaskan apabila kendala pengembalian jenazah adalah masalah dana, maka umat Islam siap menggalang dana untuk pemulangan jenazah. (Baca: Fonda Anggota MIT yang Hafal Al Quran, Ahli IT dan Kuasai Tiga Bahasa)
“Kita sudah sampaikan kepada pihak Densus dan Polda, kami tidak peduli soal dana, kalau alasan Polda biayanya besar memulangkan jenazah ke Solo, kami umat Islam bisa tanggung,” ujarnya.
Andi menjelaskan, dalam Islam mengurus jenazah hukumnya fardhu (wajib) kifayah bagi kaum Muslimin dan harus disegerakan. (Baca: TPM: Kejamnya Densus 88, Bukan Hanya Kepada yang Masih Hidup tapi Juga kepada Jenazah)
“Menahan jenazah seorang Muslim telah mencederai umat Islam, sebab dalam ajaran syariat Islam yang harus disegerakan salah satunya adalah memakamkan jenazah,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, menghalang-halangi pemakaman jenazah seorang Muslim berarti telah melanggar ajaran Islam.
“Polda jangan memancing kemarahan umat Islam dengan menahan jenazah. Sebaliknya, jika Polda menyegarakan pengurusan jenazah maka umat Islam akan bersimpati,” tuturnya.
Pihak TPM selaku kuasa hukum keluarga Ponda memberikan batas waktu 1 x 24 jam, jika jenazah tidak segera dikembalikan, maka umat Islam di Palu dan Solo, akan melakukan aksi turun ke jalan.
“Kita bisa saja melakukan gugatan terhadap Polda karena telah melakukan perbuatan melanggar hukum, namun ini prosesnya lama. Tapi selain itu, kita meminta kepada seluruh umat Islam, Omras-ormas Islam baik di Palu Sulawesi Tengah, maupun di Solo untuk melakukan aksi turun ke jalan, mendesak agar jenazah segera dipulangkan,” tandasnya. [AW]