SOLO, (Panjimas.com) – Sebagai respon kasus penangkapan dan pembunuhan terhadap Siyono seorang imam masjid di Cawas Klaten yang berujung kematian, hampir seribu aktivis dan umat Islam Solo melakukan aksi demonstrasi di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, Selasa (15/3/2016) siang.
Beberapa elemen yang turut serta di antaranya Jamaah Anshorusy Syari’ah (JAS), Hizbullah Sunan Bonang, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), santri beberapa pondok pesantren, dan beberapa elemen lain.
Ketua LUIS Edy Lukito mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan langkah awal.
“Ini baru langkah awal. Rabu besok ada dari elemen mahasiswa, lalu Jum’atnya yang akan besar-besaran dari umat Islam Soloraya,” ujarnya.
Dalam aksi awalan ini disampaikan orasi dari tiga tokoh aktivis, pembacaan isi surat terbuka Komunitas Nahi munkar Surakarta (KONAS) kepada Presiden, serta aksi teatrikal kekejaman Densus 88 terhadap aktivis dakwah.
Tak tampak penjagaan ekstra ketat dari kepolosian meski jumlah pengunjuk rasa begitu banyak. Hal itu oleh karena aparat sudah memaklumi bahwa aktivis Islam tertib dan santun dalam melakukan aksi.
Umat Islam menuntut pembubaran Densus 88 karena pada faktanya keberadaan mereka tidak bermanfaat untuk membangun bangsa yang beradab dan berkeadilan.
“Dendus 88 bilang atas nama rakyat akan melindungi rakyat dari teroris, namun nyatanya densus 88 dalam pekerjaannya meneror rakyat,” cetus salah seorang orator. [IB]