SOLO, (Panjimas.com) – Dalam aksi unjuk rasa menuntut pembubaran Densus 88 di Solo, Selasa (15/3/2016) siang, salah seorang orator menyeru umat Islam agar menggunakan media sosial sebagai alat perjuangan membela hak-hak kaum muslimin yang didzalimi.
Langkah tersebut sebagai upaya menangkis berita-berita dari media mainstream yang acap kali memutarbalikkan fakta yang berakibat merugikan umat Islam dan merintangi tegaknya kebenaran dan keadilan.
“Masyarakat kita ditipu oleh media-media mainstream. Maka sebelum kita punya media, insya Allah, maka gunakan Facebook Saudara, Tweeter Saudara, social media Saudara, kemampuan mendesain Saudara, dan lain sebagainya, untuk memperjuangkan hak-hak umat Islam yang terdzalimi!” seru Mas’ud Izzul Mujahid di depan peserta aksi.
Lanjut dia, “Sepulang dari aksi ini, unggah di Facebook Anda, di Tweeter Anda, di social media Anda, unggah kalau umat Islam menuntut pembubaran Densus 88 dengan berbagai alasan yang telah disebutkan tadi!”
Kedzaliman Densus 88 sudah tak diragukan dan bukan rahasia lagi. Menurut catatan Komnas HAM, hingga saat ini sudah 118 orang yang meninggal di tangan institusi yang disponsori oleh Amerika Serikat tersebut.
Kabar terakhir adalah kematian Siyono, seorang imam masjid di Cawas, Klaten. Dia meninggal dunia dengan luka-luka bekas penyiksaan setelah tiga hari ditangkap Densus 88. [IB]