BEKASI (Panjimas.com) – Pernyataan syubhat menyimpang yang dilontarkan oleh kaum liberal, yaitu; “Lebih baik pemimpin kafir tapi jujur, daripada pemimpin muslim tapi korup,” menurut Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Syihab merupakan pendangkalan aqidah yang bisa menyesatkan umat.
“Kenapa saya katakan itu pendangkalan aqidah? Sebab, kalo ungkapan itu dibiarkan, nanti akan berimplikasi kepada masalah-masalah lain,” ujar Habib Rizieq pada acara Deklarasi DPC FPI di Lapangan Alun-alun, Kota Bekasi, Ahad (13/3/2016).
“Jika sekarang kita katakan, ‘Lebih baik pemimpin kafir tapi jujur, daripada pemimpin muslim tapi korup.’ Maka besok, perempuan-perempuan Islam akan mengatakan, ‘Lebih baik punya suami kafir asal setia, daripada punya suami muslim tidak setia.’
“Walaupun itu laki-laki setia, tetap haram! nggak boleh wanita muslimah kawin dengan orang kafir!” tegasnya.
Ia melanjutkan, kalau sekarang dibilang lebih baik pemimpin kafir tapi jujur, daripada pemimpin muslim tapi korup, “besok akan ada anak-anak muda kita yang mengatakan, “Lebih baik jadi orang kafir asal kaya, daripada jadi orang Islam tapi miskin.”
“Jadi, nggak bisa! Karena hukum pemimpin kafir bagi umat Islam adalah haram! nggak ada yang haram itu lebih baik,” katanya menanggapi pernyataan menyimpang tersebut.
Allah azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? [Q.S. An-Nisa: 144].
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim. [Q.S. Al-Maidah: 51].
“Jadi kalo ada orang muslim yang coba-coba menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, Allah vonis mereka sebagai orang zalim,” tuturnya.
Habib Rizieq yang juga Ketua Majelis Tinggi Majelis Muzakarah Ulama dan Tokoh Jakarta Bersyariah pun mengakui, bahwa ada segelintir orang yang korup dan jahat.
“Silahkan tangkap dan jebloskan mereka ke penjara, tapi jangan coba-coba digeneralisir seolah-olah pemimpin muslim semuanya jelek. Ini pembodohan umat!” tegasnya.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan terkait tentang syarat melakukan perbandingan (metodologi komparasi).
“Jadi, kalo kita mau buat perbandingan, salah satu syaratnya harus seimbang.” ucapnya.
Habib Rizieq juga memberikan contoh, misalnya di Medan ada duren -manis rasanya-, di Serang Banten juga ada duren -manis juga rasanya-. “Kita cobain kedua duren itu, kemudian kita bandingin, kita buat kesimpulan. Apa kesimpulannya? Duren serang, lebih manis dari pada duren medan,” ujarnya.
Menurutnya, perbandingan yang diungkapkan pimpinan tokoh Islam dalam pernyataannya, “Lebih baik pemimpin kafir tapi jujur, daripada pemimpin muslim tapi korup” merupakan perbandingan yang tidak sehat (seimbang). Sebab, menurutnya, sama saja melakukan perbandingan antara buah durian dengan kotoran.
“Jujur lawan jujur dong, cerdas lawan cerdas, jangan jujur lawannya korup,” tandasnya. [AW/Iyan]