SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Tindakan represif terhadap pelaku atau pegiat LGBT bukan jalan keluar memberantas gerakan itu. Hal ini disampaikan Edi Wirastho, M.PI kepada Panjimas usai mengisi kajian Islam “LGBT Marak, Bagaimana Sikap Pemuda?” di Solo, Ahad (13/3/2016).
“Tindakan represif kepada mereka akan membuat mereka, satu, merasa dalam posisi benar karena merasa didzalimi, dan yang kedua semakin mereka mendapat tekanan, maka dana yang turun kepada mereka akan semakin ditambah,” terang Edi.
Pengurus Yayasan Peduli Sahabat ini menyampaikan bahwa solusi atas permasalahan LGBT adalah penyadaran. Memang upaya ini membutuhkan waktu yang tidak singkat, namun dia bersama yayasannya sudah bisa menunjukkan bukti bahwa penyimpangan orientasi seksual adalah faktor dari luar yang bisa disembuhkan.
Yayasan Peduli Sahabat sendiri sudah bergerak selama lima tahun, namun baru ‘menampakkan diri’ sejak dua tahun belakangan. Kegiatan yang dilakukan adalah pendampingan terhadap pelaku LGBT yang berniat untuk kembali normal. Terdapat para psikolog di dalamnya.
Yayasan ini juga bersedia memberikan training for trainer gratis kepada lembaga lain dan membuka peluang untuk relawan baru.
“Bisa bergabung menjadi relawan Peduli Sahabat, karena kita butuh banyak relawan,” ucap Edi.[IB]