KLATEN (Panjimas.com) – Kematian terduga teroris Siyono (34), menimbulkan teka-teki bagi keluarga almarhum di Dukuh Brengkungan RT 11, RW 05, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jateng. Kendati orangtua almarhum Siyono, Marso Diyono (61), sudah pasrah atas musibah ini, namun kematian ayah lima anak tersebut masih menjadi tanda tanya.
Pihak keluarga, melalui kuasa hukum, Sri Kalono, untuk minta penjelasan ihwal penyebab kematian almarhum. Pihak keluarga, hingga pemakaman almarhum, Ahad (13/3) dinihari, belum menerima surat keterangan kematian dari institusi yang bertanggung jawab.
“Sampai detik ini, tidak ada satu lembar surat-pun yang dikeluarkan dari institusi mana yang menangkap, atau yang menyebabkan kematian Siyono. Apa dari Densus 88, atau dari mana itu belum tahu. Jadi, belum ada surat secara formal yang diterima keluarga,” kata Sri Kalono.
Menurut Sri Kalono, berita simpang-siur penyebab kematian putra bungsu Marso Diyono itu, mengundang pertanyaan besar. Ia meminta, penyebab kematian Siyono diungkap sejelas-jelasnya. Ini masalahnya kematian almarhum dianggap tidak wajar. Sehingga kasus Siyono tidak kembali berulang menjadi preseden buruk bentuk premanisme terhadap terduga terorir di Tanah Air.
“Kami sudah koordinasi dengan Komisi Nasional (Komnas) HAM. Atas kejanggalan-kejanggalan tersebut, Komnas HAM nanti ketemu Komisi III DPR RI, Senin (14/3). Supaya dicari tahu sesungguhnya jenazah ini penyebab meninggal karena apa, lalu yang menangkap siapa. Dibuka dengan jelas,” tegasnya. [AW/ROL]