WASHINGTON, (Panjimas.com) – Amerika Serikat (AS) berencana untuk membangun pangkalan udara kedua di Suriah utara, area yang dikuasai kelompok milisi Kurdi. Pangkalan udara kedua ini digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil, seperti dilansir oleh AA.
AS telah hampir menyelesaikan pembangunan sebuah pangkalan udara di kota Rmeilan di provinsi Hasaka Suriah.
Sementara, Pangkalan udara AS yang kedua akan dibangun di wilayah Kobane yang dikuasai kelompok pemberontak Kurdi.
Menurut sumber, Partai Uni Demokratik Kurdi (PYD) akan bertindak sebagai mediator antara AS dan pemilik tanah.
Menurut laporan Reuters, juru bicara AS Central Command (CENTCOM) mengatakan, bagaimanapun, Amerika Serikat tidak mengendalikan secara penuh setiap lapangan udara di Suriah.
Dalam laporan BasNews, mengutip sumber militer dalam Syria Democratic Forces (SDF) yang didukung Kurdi mengatakan bahwa sebagian besar pengerjaan pada landasan pacu di kota minyak Rmeilan di Provinsi Hasaka diselesaikan, sementara pangkalan udara baru di wilayah tenggara Kobani, dekat perbatasan Turki, sedang dibangun.
Sumber dalam di aliansi militer lain yang didukung AS mencakup kelompok-kelompok bersenjata Arab mengatakan bahwa para ahli dan teknisi AS terlibat dalam proyek ini.
Pejabat Kurdi Suriah baru-baru ini mengatakan landasan udara Rmeilan sedang digunakan oleh helikopter militer AS untuk pepentingan logistic dan pengiriman.
Amerika Serikat telah mengerahkan puluhan pasukan khusus ke wilayah Suriah utara tahun lalu dengan tugas member saran kepada kekuatan faksi oposisi dalam perjuangan mereka melawan Kelompok Islamic State (IS). AS juga telah memberi pasokan amunisi untuk para pemberontak di provinsi ini.
Seorang juru bicara CENTCOM mengatakan pernyataan bahwa pasukan AS mengendalikan setiap lapangan udara di Suriah tidaklah benar.
“Lokasi dan kekuatan pasukan kami tetap dalam skala kecil dan sesuai dengan apa yang sebelumnya diarahkan oleh pejabat Departemen Pertahanan,” katanya dalam sebuah pernyataan. Ia pun menambahkan “pasukan AS di Suriah secara konsisten mencari cara untuk meningkatkan efisiensi logistik dan personil pendukung operasi pemulihan.”
Bulan lalu, penasihat dari militer AS yang didukung oleh serangan udara koalisi membantu pasukan Kurdi mengepung dan berupaya merebut kota strategis Suriah Shadadi dari kelompok Islamic State (IS), kata pejabat AS.
Pasukan Kurdi Suriah telah memegang kendali atas beberapa wilayah di Suriah bagian utara sejak konflik di negara itu meletus menjadi perang sipil pada tahun 2011, dan para milisi YPG telah menjadi mitra utama dalam koalisi pimpinan AS melawan Islamic State (IS).
Hubungan militer AS dengan kelompok milisi Kurdi Suriah telah tumbuh semakin mendalam meskipun kekhawatiran Turki, yang memandang partai PYD Kurdi Suriah sebagai kelompok teroris karena memiliki hubungan kuat dengan PKK, yang melancarkan pemberontakan dan serangan di Turki.
Utusan khusus AS untuk koalisi memerangi Islamic State (IS), Brett McGurk, mengunjungi wilayah Suriah utara yang dikendalikan Kurdi beberapa minggu lalu. Ini tampaknya menjadi perjalanan pertama kali seorang pejabat pemerintahan Obama dalam tiga tahun di wilayah Suriah. [IZ]