DAMASKUS, (Panjimas.com) – Setidaknya 64 orang tewas di Suriah sejak kesepakatan gencatan senjata diebrlakukan pekan lalu antara rezim Syiah Nushairiyah Bashar al-Assad dan pasukan oposisi Suriah, demikian laporan Syrian Network for Human Rights (SOHR).
Mengutip Anadolu, dalam sebuah pernyataan yang dirilis LSM yang berbasis di London itu hari Senin, (07/03/2016), Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bahwa pihaknya telah mendokumentasikan 312 pelanggaran sejak kesepakatan gencatan senjata itu mulai berlaku pada 27 Februari 2016.
Pasukan rezim Assad dilaporkan telah membunuh 2 tokoh oposisi pada hari Minggu (06/03/2016), sehingga menambah jumlah Korban sementara ini menjadi 64 jiwa, sejak kesepakatan 27 Februari berlaku, termasuk diantaranya adalah warga sipil, jelas Syrian Network for Human Rights (SOHR).
Pekan lalu, AS dan Rusia memediasi kesepakatan 2 minggu untuk menghentikan pertempuran antara rezim Assad dan kubu oposisi Suriah.
Sejak Maret 2011, kubu oposisi Suriah telah menuntut diakhirinya 44 tahun kekuasaan rezim dinasti Assad di Negara ini. Pihak oposisi berjuang untuk sebuah Negara demokratis dan devolusi kekuasaan.
Namun, bukannya mendengarkan tuntutan rakyatnya, rezim Assad telah meluncurkan respon tindakan keras dan kejam melalui aksi militer, akibatnya hingga kini telah menghasilkan serentetan kekerasan dan pertempuran mematikan antara pasukan rezim dan oposisi.
Suriah tetap dalam kondisi perang saudara yang mematikan sejak awal 2011, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga.
Menurut perhitungan PBB, Konflik Suriah selama 5 tahun ini telah menyebabkan lebih dari 250.000 tewas dan membuat lebih dari 11 juta orang terpaksa mengungsi.
Sementara itu berbeda dengan angka PBB, laporan SCPR (Syrian Center for Policy Research) yang dirilis Februari lalu (11/02/2015), menegaskan bahwa 470.000 warga Suriah telah tewas dan 1.900.000 lainnya mengalami luka-luka, cedera baik fatal maupun ringan dalam konflik yang telah memasuki tahun ke-5 itu. Meningkatnya jumlah warga yang tewas dan terluka secara signifikan ini disebabkan menyusul keterlibatan serangan-serangan massif aktor-aktor lain seperti militer Rusia, pasukan IRGC Iran dan milisi Syiah Hezbollah. [IZ]