BEKASI, (Panjimas.com) – Ustadz Abdul Qodir Aka dalam orasinya mengungkapkan bahwa Gereja Santa Clara adalah hutang politik Walikota Bekasi, Rahmat Effendi kepada pihak Santa Clara.
Kaum muslimin yang sejak pagi sudah berkumpul di depan bangunan ilegal Gereja Santa Clara, nampaknya tidak akan pernah puas sampai Gereja Santa Clara benar-benar berhenti melakukan aktivitasnya di Kota Bekasi.
Senin (7/3/2016), Ustadz Abdul Qodir Aka menyampaikan orasinya di hadapan kaum muslimin, ia mengingatkan Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, terkait perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak antara Walikota dan umat Islam, bahwa Gereja Santa Clara di Jalan Lingkar Utara, Kecamatan Harapan Baru, Kelurahan Bekasi Utara, telah ditetapkan sebagai status quo.
“Kesepakatan yang kita sama-sama tanda tangani waktu perjanjian di Pemkot juga di tanda tangani oleh Pepen sebagai Walikota sebagai status quo.” ujar Ustadz Abdul Qodir Aka di depan bangunan ilegal Santa Clara di Jalan Lingkar Utara, Senin (7/3).
Ustadz Abdul Qodir Aka akrab di panggil Ustadz Aka, mengungkapkan percakapannya oleh salah seorang personel Kementrian Agama.
Saya ingin sampaikan, kata dia, sebelumnya itu kita ada rapat-rapat musyawarah, kita di undang oleh Pemkot, salah satunya di Al Azhar Summarecon.
“Ketika kami sampaikan di sana satu pertanyaan.” katanya
“Ada apa dengan Santa Clara? Kok ada kegiatan lagi?” tanya Ustadz Aka dalam rapat musyawarah di Summarecon Al Azhar.
“Tidak ada satu pun yang berani untuk menjawab.” ungkapnya di hadapan kaum muslimin yang hadir dalam aksi demo tolak pembangunan Gereja Ilegal Santa Clara.
“Ada satu personel dari Kementerian Agama (Kemenag), beliau menyampaikan kepada saya,” kata Ustadz Aka
“Pak Ustadz, kalo itu nanti kita bicara empat mata aja.” ungkap Ustadz Aka mengutip perkataan personel Kemenag tersebut.
“Ketika saya berbicara berdua sama dia, maka dia sampaikan, ini utang politiknya Pak Pepen, Ustadz.” ungkapnya kepada kaum muslimin di depan bangunan ilegal Santa Clara.
Mendengar percakapan tersebut, kaum muslimin yang hadir dalam aksi demo penolakan Gereja Ilegal Santa Clara pun istighfar, “Astaghfirullah”.
Rupanya, kata Ustadz Aka, hanya gara-gara jabatan, hanya gara-gara kekuasaan, maka dia berani mengkhianati perjanjian.
Ishomuddin Muchtar yang berada di lokasi demo melanjutkan, pantes dia (Rahmat Effendi) mengatakan, “Meskipun kepala saya di tembak pake peluru sampe sebelah, saya tidak akan mencabut keputusan saya.” kata KH. Ishomuddin Muchtar meniru perkataan Walikota Bekasi, Rahmat Effendi.
“Subhanallah. Saya bilang ini murtad Pak! Keluar dari Islam. Kalau sekiranya mati tidak mengucap dua kalimat syahadat lagi, berarti mayitnya tidak boleh di mandiin, tidak boleh di kubur. Ceburin aja!” tandas KH. Ishomuddin Muchtar. []