TEL AVIV, (Panjimas.com) – Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan di KNESSET, Lembaga Legislatif Israel, baru-baru ini telah mengakui bahwa pihak keamanan Israel “tidak” mampu untuk menghentikan gerakan perjuangan rakyat Palestina ‘Intifada III’ yang kini sedang berlangsung. Sebagaimana diketahui gerakan Intifada III dimulai sejak bulan Oktober tahun 2015 lalu, Demikian laporan Anadolu Agency.
Tzachi Hanegbi, Salah Seorang Pejabat Parlemen Israel, mengungkapkan pernyataan ketidakmampuan Keamanan Israel itu dalam sebuah wawancara khusus dengan Israel General Radio.
Meningkatnya ketegangan di Wilayah Pendudukan telah menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan bentrokan tak terhindarkan terjadi.
“Ini tidak mengherankan untuk mengakui bahwa pihak keamanan tidak dapat menindak gelombang teror (sebutan Intifada bagi Zionis Israel),” tegasnya.
“Teror” adalah referensi bagi gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan militer selama puluhan tahun oleh Israel. Pasalnya, kata Ketua Komisi Urusan Luar Negeri dan Pertahanan KNESSET, ini karena sebagian besar serangan perlawanan terhadap Israel dilakukan oleh individu atau perseorangan.
Tzachi Hanegbi merupakan Pejabat Parlemen Israel yang diketahui memiliki hubungan sangat dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ini akan relatif mudah untuk mengontrol infrastruktur organisasi, jelasnya, karena mereka (Gerakan Perlawanan Palestina) membutuhkan pasokan keuangan dan persenjataan.
Gerakan Perlawanan Populer Rakyat Palestina, “Intifadhah”, di Wilayah Pendudukan juga termasuk aksi demonstrasi dan protes terhadap penindasan Israel, perluasan pemukiman dan penodaan berulang kali atas Masjid Al Aqsa, disamping itu juga serangan individu terhadap sasaran tentara Israel dan pemukim ilegal Yahudi. [IZ]