DAMASKUS, (Panjimas.com)– Gelombang aksi protes anti-Assad meletus di puluhan kota di Suriah, gerakan ini merupakan aksi nyata melawa kekejaman rezim Bashar al-Assad dan agresi militer Rusia di negara ini, demikian laporan aktivis Suriah hari Jumat (04/02/2016) seperti dilansir Anadolu Agency.
Gelombang aksi Demonstrasi tersebut menunjukkan pentingnya melaporkan pada dunia bahwa revolusi Suriah terus berlanjut di dalam negeri meskipun kekejaman rezim Syiah Nushairaiyah Bashar Al-Assad juga semakin meningkat.
Menurut para aktivis Suriah, 22 aksi protes berlangsung di Provinsi Idlib, Aleppo, Homs, Daraa dan Rif Dimashq, di mana rakyat Suriah menuntut hak-hak mereka atas kebebasan dan martabat.
Para demonstran mengutuk keras apa yang mereka sebut sebagai agresi militer Rusia, sembari memegangi spanduk-spanduk menuntut diakhirinya pengepungan yang diberlakukan oleh pasukan rezim Assad di kota-kota di Suriah; mereka juga menyerukan agar segera dibukanya akses pasokan bantuan kemanusiaan dan medis ke daerah-daerah tersebut.
Para pengunjuk rasa juga menolak semua “skema untuk membagi wilayah Suriah” dan menegaskan pentingnya kesatuan negara dan tanah mereka.
Sejak Maret 2011, kubu oposisi Suriah telah menuntut diakhirinya 44 tahun kekuasaan rezim dinasti Assad di Negara ini.
Pihak oposisi berjuang untuk sebuah Negara demokratis dan devolusi kekuasaan.
Namun, bukannya mendengarkan tuntutan rakyatnya, rezim Assad telah meluncurkan respon tindakan keras dan kejam melalui aksi militer, akibatnya hingga kini telah menghasilkan serentetan kekerasan dan pertempuran mematikan antara pasukan rezim dan oposisi.
Suriah tetap dalam kondisi perang saudara yang mematikan sejak awal 2011, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga.
Menurut perhitungan PBB, Konflik Suriah selama 5 tahun ini telah menyebabkan lebih dari 250.000 tewas dan membuat lebih dari 11 juta orang terpaksa mengungsi.
Sementara itu berbeda dengan angka PBB, laporan SCPR (Syrian Center for Policy Research) yang dirilis Februari lalu (11/02/2015), menegaskan bahwa 470.000 warga Suriah telah tewas dan 1.900.000 lainnya mengalami luka-luka, cedera baik fatal maupun ringan dalam konflik yang telah memasuki tahun ke-5 itu. Meningkatnya jumlah warga yang tewas dan terluka secara signifikan ini disebabkan menyusul keterlibatan serangan-serangan massif aktor-aktor lain seperti militer Rusia, pasukan IRGC Iran dan milisi Syiah Hezbollah. [IZ]