JAKARTA (Panjimas.com) – Pada KTT Luar Biasa OKI Ke-5 mendatang, Indonesia berencana untuk mendorong agar para pemimpin HAMAS dan FATAH , berdamai satu sama lain untuk mewujudkan tujuan kemerdekaan Palestina, demikian pernyataan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, Hari Jumat (04/03/2016) sebagaimana dilansir oleh Antaranews.
“KTT Luar Biasa OKI akan membahas masalah Palestina berkaitan dengan penyeleseian konflik. Yang penting bagi Indonesia adalah bagaimana HAMAS dan FATAH, Tepi Barat dan Gaza, akan bersatu,” katanya.
Jusuf Kallah mengatakan jika para pemimpin kelompok Palestina terus berdebat, akan sulit bagi negara-negara Islam untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
“Jika mereka masih berpisah dan terlibat dalam konflik, bagaimana mereka bisa memecahkan masalah mereka sendiri?” Dia bertanya.
KTT Luar Biasa OKI ke-5 akan diadakan selama 2 hari di Jakarta pada esok hari, Ahad dan Senin.
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan, bahwa keputusan pemerintah Indonesia untuk menghormati permintaan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak luar biasa didasarkan pada keinginan untuk melakukan sesuatu untuk Palestina.
“Pilihannya adalah tidak melakukan apapun atau melakukan sesuatu dan kami telah memilih untuk melakukan sesuatu,” katanya.
KTT Luar Biasa OKI ke-5 merupakan upaya nyata dari negara-negara anggota OKI untuk mendorong penyelesaian konflik di Palestina.
Situasi di Palestina terus memburuk dari hari ke hari, khususnya yang berkaitan dengan status Masjid Al-Aqsa (Yerusalem) yang saat ini diduduki oleh Israel.
Tak bisa dipungkiri bahwa Palestina telah diakui oleh 137 negara dan telah diterima sebagai negara peninjau PBB dan keberhasilan ini telah dicapai melalui proses yang melibatkan pemangku kepentingan internasional, termasuk Indonesia, katanya.
“Mengingat ketika Sekjen OKI dan Pemerintah Palestina menawarkan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ini, kami segera menerimanya karena kami ingin memberikan kontribusi terhadap proses tersebut,” katanya.
Sebagai tuan rumah, Indonesia akan mengusulkan 2 dokumen dalam bentuk Resolusi dan Deklarasi untuk diadopsi sebagai hasil dari KTT, katanya.
Sampai saat ini 47 negara dari 56 negara anggota OKI, 2 negara peninjau, 5 perwakilan negara dari Dewan Keamanan PBB dan utusan khusus PBB dalam proses pembicaraan kuartet Israel-Palestina, telah mengkonfirmasi kehadiran mereka dalam KTT LB esok hari.[IZ]