JAKARTA, (Panjimas.com) – Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam ke-5 akan diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada tanggal 6-7 Maret mendatang. Adapun KTT Luar Biasa OKI ini akan fokus membahas tentang isu Palestina dan Masjid Al-Aqsa, seperti dilansir oleh International Islamic News Agency.
Ada 6 Isu utama terkait konflik Palestina dan Israel yang akan dibahas dalam The Fifth Extraordinary Islamic Summit on Palestine and Al-Quds, KTT Luar Biasa ke-5 OKI ini, diantaranya yakni masalah perbatasan, pengungsi Palestina, sengketa kota Yerusalem, pemukiman illegal, keamanan, dan akses air bersih, demikian papar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno LP Marsudi hari Rabu (02/03/2016), mengutip Republika.
Mengenai masalah perbatasan, Retno menyebut bahwa daerah kekuasaan Palestina kian hari kian menyempit karena dicaplok Israel. “Kalau kita lihat disini [Peta], terutama di wilayah West Bank atau Tepi Barat, semakin lama semakin ter-gerogoti sehingga seperti keju Swiss yang bolong-bolong, “ Pungkas Retno Marsudi.
Masalah pelik lainnya yang hingga kini belum berhasil diseleseikan adalah mengenai status kota Yerusalem. Otoritas Palestina ingin menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibukota saat Negara mereka berdiri kelak.
Namun, rencana tersebut diabaikan Israel. Hingga kini Israel mengklaim seluruh kota Yerusalem, termasuk Yerusalem timur. Menurut Israel, Yerusalem adalah satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi.
Sedikitnya 4 juta penduduk asli Palestina terusir dari Yerusalem Timur, menurut Menteri Retno Marsudi, penduduk Palestina yang tinggal disana kini hanya tersisa 36,8 persen. Sisanya dikuasai Israel.
Menteri Retno juga mengungkap data yang menyebutkan bahwa 75 persen penduduk Palestina hidup dibawah garis kemiskinan. Hanya 41 persen anak-anak yang memiliki akses pendidikan dan hanya 64 persen warga Palestina yang memiliki akses terhadap air bersih.
Mantan Duta Besar RI untuk Belanda ini juga menyebutkan, hanya 39 persen rumah penduduk Palestina yang mendapatkan izin, kondisi ini diperburuk dengan kebijakan Israel yang membatasi akses pemukiman ilegal.
Jakarta Summit Jadi Perhatian Dunia
Menteri Luar Negeri RI ini menegaskan bahwa KTT LB OKI ini digelar karena Negara-negara OKI memiliki keprihatinan yang sama atas konflik yang terjadi di Palestina. Retno mengatakan situasi di Palestina hingga kini tak juga membaik. Sedikit demi sedikit wilayah mereka digerogoti Israel. Namun perhatian publik dunia sudah teralihkan ke hal-hal lain sehingga membuat isu kemerdekaan Palestina semakin tersingkir.
“Kita ingin isu Palestina yang sampai sekarang belum selesei kembali ke radar perhatian dunia. Oleh karena itu, KTT ini sangat penting artinya, ujar Retno LP Marsudi.
KTT Luar Biasa OKI Ke-5 ini akan menghasilkan 2 dokumen. Pertama, dokumen resolusi yang berisi political call (seruan politik) dari Negara-negara anggota OKI terhadap isu Palestina. Kedua, KTT akan menghasilkan “Deklarasi Jakarta” yang berisi tindak lanjut dari political call, jelas Retno.
Penyelenggaraan KTT Luar Biasa ini menjadi sangat penting dalam melanjutkan usaha-usaha untuk mengembalikan pertanyaan menyoal isu Palestina ke garis depan aksi dan agenda politik Negara-negara anggota OKI, mengingat situasi yang sangat sulit sedang terjadi disana.
Jakarta Summit diselenggarakan ditengah tantangan besar yang dihadapi rakyat Palestina terutama karena kerasnya pendirian Israel dan juga pelanggaran-pelanggaran berkelanjutan oleh gerakan zionis ini terhadap tempat-tempat suci Islam di Yerusalem, demikian pernyataan pers Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Organization of Islamic Cooperation.[IZ]