YERUSALEM (Panjimas.com) – Yehuda Glick, seorang penghasut eksrimis Yahudi yang kontroversial, dilaporkan mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem untuk pertama kalinya sejak ia dilarang memasuki area tersebut 2 tahun lalu pada tahun 2014, demikian dilansir oleh Israel Channel 2 News.
Menurut Laporan Ma’an News Agency, aktivis sayap kanan Israel itu memasuki komplesk Masjid Al-Aqsa dengan dikawal dibawah perlindungan pasukan bersenjata, beberapa hari setelah Pengadilan Israel mencabut perintah larangan dirinya memasuki ke tempat suci itu.
Sheikh Azzam al-Khatib, Direktur Umum Al-Aqsa Affairs, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Yehuda Glick bersama dengan 4 rekannya telah memaksa masuk kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel, tetapi tak lama kemudian ia dipaksa meninggalkan komples Al-Aqsa oleh para jamaah Muslim.
Direktur Komples Masjid Al-Aqsa, Syaikh Omar al-Kiswani, mengatakan kepada Ma’an News Agency bahwa Yehuda Glick dan 4 rekannnya memasuki area kompleks melalui Gerbang Maroko, dengan upaya untuk memprovokasi kerusuhan disana.
“Ketika seorang ekstremis seperti Glick memasuki Masjid Al-Aqsa, ini membangkitkan masalah dan memprovokasi umat Islam. Kami menuntut Kepolisian Israel bertanggung jawab untuk itu, “kata Syaikh Omar al-Kiswani.
Syaikh Omar menambahkan bahwa Kementerian Wakaf Palestina menegcam keras dan menentang masuknya setiap pemukim Yahudi Israel ke Masjid Al-Aqsa.”
Pengadilan Israel pekan lalu mencabut dakwaan terhadap Glick, 18 bulan setelah dia dilaporkan menyerang seorang Muslimah Palestina saat tur di situs suci itu.
Pengadilan lsrael mengatakan kesaksian muslimah Palestina berusia 67 tahun, Ziva Badarna yang menyatakan ia diserang secara fisik oleh Glick pada bulan Agustus 2014 , telah dibuat-buat dan karangan belaka.
Meskipun ia masih dalam status dilarang oleh pengadilan Israel, penghasut ekstrimis Yahudi ini tetap bersikeras mencoba memasuki kompleks al-Aqsa, dengan dikawal pasukan bersenjata Israel beberapa kali tahun lalu.
Menyusul keputusan pekan lalu, Yehuda Glick mengatakan ia harus menghadapi perang di pengadilan, di mana ia sedang melawan sebuah sistem yang dimaksudkan untuk melindungi dirinya, tetapi system itu benar-benar bekerja bergandengan tangan dengan musuh terburuk kita [Israel].” Dia juga berjanji untuk terus mengunjungi kompleks Al-Aqsa Masjid sebagai bagian dari kewajiban agamanya.”, tegas Glick.
Yehuda Glick menjadi terkenal dan menonjol setelah ia memimpin kelompok ekstrimis sayap kanan Israel memasuki kompleks Masjid al-Aqsa untuk dalih beribadah, ini tentunya bertentangan dengan kesepakatan antara Israel dan Yayasan Wakaf Islam sejak tahun 1967 yang melarang non-Muslim untuk beribadah di dalam kompleks al-Aqsa.
Untuk diketahui, Yehuda Glick memimpin gerakan ekstrimis Israel “Temple Mount”, yang menyerukan untuk membangun sebuah kuil Yahudi di mana Masjid Al-Aqsa sekarang berdiri.
Dia telah banyak terlibat dengan Temple Institute, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk membangun Kuil Yahudi Ke-3 di tempat dari Kubah Batu, ‘Dome of The Rock’.
Dome of the Rock yang terletak di kompleks Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai tempat yang paling suci bagi Yudaisme, tempat tersebut seperti di mana orang-orang Yahudi mempercayai sebagai tempat dimana Kuil Pertama dan Kedua pernah berdiri.
Menurut peraturan yang ada, hanya jamaah Muslim yang diperbolehkan berada di dalam kompleks Masjid al-Aqsa.
Sementara non-Muslim diperbolehkan untuk mengunjungi situs itu selama jam sesuai jadwal, non-Muslim dilarang meningkatkan kunjungan ke situs itu, yang sebaliknya malah dilakukan oleh kelompok-kelompok ektrimis sayap kanan Israel, salah satunya yang difasilitasi kelompok Glick tahun lalu, dimana aksi itu berkontribusi meningkatkan eskalasi ketegangan yang memicu gelombang kerusuhan di seluruh wilayah Palestina pada bulan Oktober
Yahudi, untuk bagian mereka, beribadah di Tembok Barat di dekat area di mana mereka mengklaim disana kuil Yahudi pernah berdiri.
Pada bulan Oktober tahun 2014, Glick ditembak dan terluka parah oleh seorang pria bersenjata yang telah mengatakan bahwa Glick adalah “musuh Al-Aqsa”. [IZ]